Home >> >>
Pileg Dimulai Lebih Awal Bagi WNI di Johor
Selasa , 18 Mar 2014, 12:36 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan poster atribut kampanye Pemilu Legislatif di kawasan Kalibaru, Jakarta, Jumat (21/2). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JOHOR BAHRU -- Konsul Jenderal RI di Johor, Malaysia, Taufiqur Rijal mengemukakan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 bagi warga negara Indonesia yang berada di empat negara bagian di bawah lingkup kerja Konjen RI di Johor itu lebih dulu, yakni 6 April.

"Kami pilih tanggal itu karena hari Ahad, agar banyak WNI menggunakan hak pilihnya," kata Taufigur Rijal di Johor Bahru, Senin malam, (17/3).

Ia menjelaskan sesuai ketentuan dari KPU, bagi PPLN (panitia pemilihan luar negeri) bisa melaksanakan pencoblosan 30 Maret hingga 6 April 2014, sehingga Konsulat RI di Johor Bahru yang menangani empat negara bagian di Malaysia, yaitu Johor, Pahang, Negeri Sembilan dan Malaka, memilih 6 April, karena hari libur.

"Kalau hari libur diharapkan banyak WNI yang menggunakan hak pilihnya. Pasalnya, banyak WNI yang bekerja di empat negara bagian tersebut yang lokasi tinggal maupun kerjanya di pelosok," ujar Konjen Taufiqur Rijal.

Mengenai jumlah WNI yang tercatat dalam DPT (daftar pemilih tetap), ia menjelaskan sekitar 327 ribu orang dari 485 ribu-an WNI yang tercatat tinggal dan bekerja di empat negara bagian di Semenanjung Malaysia tersebut.

WNI mempunyai hak pilih tersebut akan menyalurkan suaranya di 10 TPS (tempat pemungutan suara) sekitar 10 ribu orang, 16 ribu-an dengan sistem pos, sementara sebagian besar lainnya 210 ribu-an dengan "drop box".

Konjen menjelaskan setiap "drop box" mampu menampung coblosan 1.000 pemilih. Mereka yang memilih melalui "drop box" ini yang tinggal atau bekerjanya di pelosok yang tidak memungkinkan didirikan TPS.

Mengenai dukungan dari pemerintah dan aparat keamanan di empat negara bagian di Malaysia, mantan Karo Protokol Setwapres ini menyatakan sangat baik. Selama Pemilu berlangsung (sebelum maupun pascapencoblosan) empat kepala kepolisian (Kapolda-red) tidak akan melakukan razia terhadap WNI.

Razia dimaksud terkait dengan surat-surat kelengkapan (identitas, paspor, izin kerja) WNI yang bekerja dan tinggal di Malaysia yang biasanya disimpan oleh para majikan. Sehingga selama pemilu ini masalah tersebut untuk sementara diabaikan, tidak akan ada razia. Cukup bawa kopiannya saja, WNI di empat negara bagian itu bisa menggunakan hak pilihnya.

"Bahkan para Kapolda di Malaysia itu mengutus beberapa petugas kepolisian untuk menjaga dan mengawasi TPS maupun drop box untuk pemilu. Mereka (pemerintah dan kepolisian Malaysia) sangat mendukung dan mambantu kelancaran pelaksanaan pemilu di Indonesia," tutur Taufiqur Rijal.

Redaktur : Indira Rezkisari
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar