REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA --TNI AD menyiagakan 67 ribu personel di seluruh Indonesia guna mengamankan pengumuman hasil rekapitulasi suara pilpres oleh KPU, pada Selasa 22 Juli besok. Demikian disampaikan KSAD Jenderal TNI Budiman, Senin (21/7).
Menurut Budiman, 67 ribu personel tersebut diterjunkan dalam dua fungsi. "Yang di-BKO-kan (diperbantukan di bawah kendali operasi) ke Kepolisian jumlahnya 27 ribu, yang stand by 40 ribu," kata Budiman kepada wartawan di sela acara buka bersama di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat.
Selain jumlah tersebut, menurut Budiman, masih tersedia personel yang siap diterjunkan bila dibutuhkan. "Satuan yang bekerja sesuai program, mereka yang di teritorial dan intelijen jumlah lebih dari seratus ribu," kata dia melanjutkan.
Dalam kesempatan tersebut, Budiman berulang kali menegaskan, TNI AD dalam posisi siap untuk pengamanan besok. "Kami, TNI AD bersama dengan Kepolisian siap mengamankan pemilu dan menciptakan suasana yang damai," ujar Budiman.
Budiman mengaku telah mengimbau jajarannya hingga level bawah untuk menjalankan tugasnya dengan maksimal. "Bagi mereka yang BKO dan satuan teritorial harus betul-betul memantau situasi. Bagi satuan intelejen harus mendapat sekecil apapun informasi penting," kata dia.
Ditegaskan Budiman, TNI AD tidak boleh lengah terhadap setiap ancaman. "Kami juga tidak ingin kecolongan. Mulai dari kantor KPU, Panwaslu, dan para pimpinan lembaga-lembaga tersebut, juga sentra-sentra ekonomi akan kami perhatikan," ujar dia menambahkan.