Joko Widodo looks on during PDIP party campaign in Jakarta March 16, 2014.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren elektabilitas calon presiden PDIP Joko Widodo terus menurun. Meaki begitu, posisi Jokowi masih berada di atas capres Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hasil penelitian terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan, seandainya pemilihan presiden dilakukan sekarang maka Jokowi mendapat 39,7 persen, diikuti Prabowo dengan 23,8 persen, serta Aburizal Bakrie sebesar 9,3 persen.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dibanding Maret lalu, elektabilitas Jokowi menurun sebanyak enam persen.
"Yang menarik Prabowo terus naik, dan melihat data ini, pemilihan presiden nanti bisa sangat menarik," katanya dalam paparan 'Split-Ticket Voting, Karakteristik Personal, dan Elektabilitas Bakal Calon Presiden' di Jakarta, Selasa (13/5).
Dia mengatakan, survei ini dilakukan selama 20 hingga 26 April lalu. Peneltiam ini, kata dia, melibatkan 1.220 sampel dengan margim of error sebesar 2,9 persen, serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun, responden diwawancarai melalui tatap muka dan satu pewawancara bertugas untuk satu desa atau kelurahan yang terdiri 10 responden. Untuk profil demografi responsen disesuaikan dengan persentase jumlah penduduk di setiap provinsi.
Menurut dia, kalau ditarik simulasi terkait efek pemiliham cawapres, Jokowi tetap tertinggi dibandingkan dua kandidat lainnya. Kalau Jokowi dipasangkan dengan Puan Maharani bakal meraih 39,5 persen. Pun pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mampu mengumpulkan 44,2 persen.
Sedangkan, duet Prabowo-Hatta Rajasa berkisar 29,2 persen dan Aburizal Bakrie-Pramono Edhie Wibowo hanya meraih 10 persen. Skenario lain kalau Jokowi digandengkan dengan Abraham Samad mampu mengumpulkan 42,9 persen. Torehan itu masih lebih unggul daripada pasangan Prabowo-Dahlan Iskan sebesar 29,1 persen.
Burhanuddin menyebut, hngga saat ini, Jokowi masih mendapat dukungan terbesar dibanding pasangan lain. "Namun, dalam satu bulan terakhir, selisih dukungan antara Jokowi dengan pesaing terkuat, Prabowo, semakin mengecil," ujarnya.