REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tercantumnya nama istri Ketua Umum (Ketum) PBNU, Hj. Nurhayati Said Aqil Siradj, sebagai anggota pengarah tim sukses nasional bakal capres-cawapres PDIP, Joko Widodo (Jokowi) - Muhammad Jusuf Kalla (JK), menimbulkan berbagai polemik di masyarakat.
Termasuk bantahan keras dari Ibu Nurhayati terhadap pencantuman namanya sebagai pengarah tim sukses nasional Jokowi-JK. Peneliti politik The Habibie Centre, Bawono Kumoro menyatakan, pencantuman nama tersebut karena Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dengan massa terbesar di Indonesia
"Sebagai ormas Islam dengan anggota paling besar di Indonesia, sangat wajar jika pengaruh NU diperebutkan oleh kedua bakal capres-cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK," tutur Bawono saat dihubungi Republika, Ahad (25/5) pagi.
Kondisi Ini, ujar Bawono, menunjukkan betapa 'seksi'-nya NU sebagai ormas keagamaan yang diperebutkan kedua kandidat capres-cawapres itu.