REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Kalemdikpol Mabes Polri Komjen Budi Gunawan dengan tim sukses dari kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla, Trimedya Panjaitan di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menimbulkan tanda tanya. Netralitas Polri pun dipersoalkan.
Pertemuan itu diabadikan dalam bentuk foto di telepon genggam milik Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN, Arief Poyuono, pada Ahad (8/6). Arief mengaku curiga karena keduanya terkesan membahas permasalahan yang serius.
''Sekitar satu jam mereka berbicara, sangat serius, terus bisik-bisik. Saya ambil foto secara diam-diam, mereka mengetahui dan langsung pergi. Patut diduga punya hubungan khusus Budi Gunawan dengan Timses Jokowi,'' kata dia, Senin (9/6).
Ia melanjutkan, kecurigaan tidak bisa ditampik dengan sikap yang menggambarkan adanya pembicaraan penting. Budi Gunawan merupakan anggota Polri aktif, dan tidak seharusnya ikut campur dalam masalah politik.''Netralnya polisi itu kan diatur dalam UU No 2 Tahun 2002 khususnya pasal 28,'' kata dia.
Arief mengatakan, ia mengunjungi restoran tersebut sebelum keduanya datang. Trimedya datang bersama tim sukses Jokowi yang lainnya. ''Saya kira mereka datang bersamaan. Yang tim suksesnya juga banyak yang kenal Budi Gunawan. Ini patut diselidiki,'' kata dia.
Arief ke Mabes Polri untuk mengklarifikasi kepada Kapolri mengenai kejadian ini. Walapun seperti itu, Arief tetap percaya institusi Polri ialah institusi yang netral, tapi anggotanya belum tentu.
Menurut Arief, yang ditanyakan ialah apakah pertemuan tersebut bisa disengaja. Polri sebenarnya bisa memeriksa telepon genggam milih Budi Gunawan agar mendapatkan kejelasan.
''Kalau terbukti segera non aktifkan, kita juga sudah mengatakannya ke presiden melalui sekretaris kabinet. Saya tahu kalau sekadar tegur menegur itu seperti apa, tapi mereka sudah bicara serius,'' kata dia.