Tim Prabowo-Hatta: Jokowi Terlalu Banyak Terlilit Kasus Korupsi
Sabtu , 21 Jun 2014, 16:34 WIB
Adhi Wicaksono/Republika
Prabowo Subianto (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, Joko Widodo (Jokowi) memiliki banyak masalah. Mulai kasus Esemka saat menjabat wali kota Solo, hingga maladministrasi taman BMW dan dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta.  

"Selain kasus korupsi bus Transjakarta senilai 1,3 triliun, saat ini BPK juga menemukan dugaan korupsi sebesar Rp 1,54 triliun. Begitu pula sewaktu Jokowi menjadi wali kota Solo terjadi 14 kasus korupsi," ujar penasehat pemenangan Prabowo-Hatta, Suryo Prabowo dalam keterangan resminya, Sabtu (21/6).

Di hadapan relawan Prabowo-Hatta di Kebumen, Jawa Tengah, Suryo meminta rakyat untuk tidak percaya pada capres yang menyatakan dirinya jujur.

"Hanya pembohong  yang menyatakan dirinya jujur. Kejujuran tidak untuk dideklarasikan. Hari ini naik bajaj besok naik jet mewah, mengaku suka barang murah tapi istri tertangkap kamera pakai tas mewah. Apakah ini yang disebut jujur dan sederhana?" tanyanya. 

Ia menjelaskan, tudingan yang diarahkan kepada Prabowo merupakan strategi untuk mengalihkan masalah yang melilit Jokowi. Misalnya, terkait isu pelanggaran HAM yang disampaikan lima jenderal senior Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.

"Semua tuduhan Prabowo itu fitnah yang sengaja dihembuskan untuk alihkan beban masalah Jokowi di masa menjabat sebagai wali kota dan gubernur," jelasnya.

Menurutnya, hal itu berbeda dengan Prabowo yang justru apa adanya. Karena, ia merupakan orang berada yang tidak pernah berpura-pura miskin dan menderita.

"Prabowo hanya memiliki beban masa kini yaitu selalu difitnah oleh senior yang menzoliminya sejak 1998. Tetapi Prabowo adalah ksatria tulen. Ditanduk tidak remuk dan ditendang malah menang, maka rakyat mulai sadar untuk tidak memilih Jokowi yang sarat dengan masalah korupsi di Solo dan Jakarta," bebernya.

Suryo menjelaskan, penerimaan rakyat yang mulai meluas terhadap Prabowo membuat kubu lawan panik. Terutama di Jawa Tengah, dengan cara merusak spanduk Prabowo-Hatta dan mengintimidasi rakyat. 

"Para relawan petani nelayan urut sewu (Cilacap-Wonogiri) diharapkan tidak terpancing untuk melakukan keburukan serupa. Lakukan kampanye damai dan sejuk seperti yang selalu ditekankan oleh Prabowo. Bantu TNI/Polri dalam menjaga rakyat dari intimidasi dan kebrutalan aksi premanisme lawan," ungkapnya.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar