REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Nasdem menilai, masih ada yang perlu diubah dalam politik internasional di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Good neighbor itu bagus, tapi dalam konteks apa dulu," katanya saat dihubungi ROL, Senin (23/6).
Ia mengomentari hal itu terkait jawaban Prabowo Subianto pada debat capres ketiga semalam, Ahad (22/6). Prabowo mengatakan, kebijakan politik internasional SBY sudah sesuai jalurnya. Sehingga, tak ada yang perlu diubah.
Saat ini, kata Patrice, sistem zero enemy atau tidak punya musuh yang diterapkan SBY memang sah dilakukan. Namun, dalam konteks tertentu, terutama yang berkaitan dengan kedaulatan negara, prinsip itu tidak dapat dijalankan.
Ia mencontohkan, kasus tenaga kerja Indonesia (TKI). Menurutnya, pemerintah sering bersikap terlalu lemah. Misalnya ketika TKI dizalimi dan diperkosa, kemudian dia membunuh pemerkosa untuk membela diri.
"Dalam kasus TKI misalnya, ketika ada TKI dihukum karena membunuh, tidak boleh dibiarkan. Harus dilihat aspeknya dulu," kata Patrice.
Contoh lainnya, kata dia, ketika ada nelayan Indonesia yang ditangkap dan juga kasus penamaan kapal Usman dan Harun.
Dalam Debat Capres putaran ketiga, Jokowi menanyakan bagian apa yang harus diubah dari kebijakan internasional pemerintah.
"Bapak prabowo, bapak sering mengatakan mengenai pentingan perubahan dan soal perubahan. Pertanyaan saya bagian mana yang harus diubah mengenai kebijakan pemerintah di bidang politik internasional?" tanya Jokowi dalam debat tersebut.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Prabowo mengatakan akan melakukan perubahan jika memang diperlukan. "Saya rasa pemerintahan SBY sekarang sudah baik, jadi untuk apa diubah?" kata Prabowo.