Prijanto: Ada yang Manfaatkan Pilpres untuk Fitnah dan Adu Domba
Ahad , 29 Jun 2014, 15:24 WIB
Prayogi/Republika
Prijanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Aster KSAD, Mayjen TNI Purn Prijanto menilai, bahaya kebangkitan komunisme di Indonesia terlihat nyata. 

"Bagi saya hanya satu kalimat yang paling tepat, jangan pernah beri peluang untuk komunis berkuasa di Indonesia," katanya, Ahad (29/6).

Menurutnya, komunisme sedang melakukan rekonsolidasi secara serius dan terencana di Indonesia. Misalnya, pelan-pelan rakyat dijauhkan dari TNI. Pada saat yang sama alutsista militer dilemahkan. 

"Tank Leopard yang dibutuhkan TNI AD ditolak. Dalam sejarah, TNI AD memang adalah musuh bebuyutan komunis. Sepertinya ada aktor tertentu yang secara terbuka atau tersembunyi memanfaatkan kebebasan dalam pilpres untuk memfitnah dan adu domba. Ada apa? Siapa yang bermain?" ujarnya.

Ia pun menyebut istilah petugas partai yang disampaikan Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri kepada Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, sebutan itu mirip dengan modus yang digunakan komunis. 

Yaitu, katanya, menggunakan istilah petugas partai seperti yang pernah digunakan tokoh PKI DN Aidit.

Kemudian, lanjutnya, terkait usulan pembubaran Babinsa yang biasa disebut PKI sebagai '7 Setan Desa' yang harus dimusnahkan. 

"Adu domba, saling fitnah, lempar isu sembunyi tangan, mengobok-obak institusi TNI AD mirip dengan suasana kebatinan saat PKI akan lakukan kudeta 1965," beber mantan wakil gubernur DKI Jakarta 2007-2012 tersebut.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar