Politikus PDIP Minta Rakyat Awasi Penghitungan Suara Pilpres
Ahad , 29 Jun 2014, 15:51 WIB
Yasin Habibi/Republika
Mahasiswa FISIP UI melakukan aksi simpatik "Bosan Black Campaign" di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Fungsionaris PDI Perjuangan Sulawesi Tenggara, Nursalam Lada meminta warga untuk berpartisipasi mengawasi kecurangan perhitungan suara pilpres.

"Kita berharap warga bisa ikut berpartisipasi mengawasi perhitungan suara pilpres. Sehingga kecurangan perhitungan hasil pemungutan suara pada pileg 9 April 2014 tidak terulang," katanya di Kendari, Ahad (29/6).

Ia mengatakan, pada pileg 9 April 2014 ada oknum penyelenggara pemilu di Kota Kendari yang memanipulasi hasil perhitungan suara di salah satu hotel.

Setelah diadukan oleh caleg yang merasa dirugikan, majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan penggugat. Karena bukti-bukti kecurangan yang diajukan cukup meyakinkan majelis hakim.

Karenanya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) diharuskan menghitung ulang suara di Kecamatan Kadia, Kota Kendari.

"Kecurangan perhitungan suara yang melibatkan sejumlah oknum penyelenggara pemilu itu sangat menodai demokrasi yang sedang dibangun pemerintah bersama seluruh elemen bangsa," katanya.

Karenanya, kata dia, cara yang dilakukan penyelenggara pemilu pada pileg lalu jangan diulangi lagi pada pilpres kali ini. Sehingga capres yang terpilih benar-benar pilihan rakyat, bukan hasil rekayasa.

"Kalau memperoleh kemenangan saja sudah menggunakan cara-cara rekayasa atau manipulasi suara, bagaimana nanti kalau terpilih jadi presiden? Tentu sulit diharapkan untuk menjalankan pemerintahan yang bersih dan berwibawa," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar