Home >> >>
Din Syamsuddin Dianggap Cawapres Ideal untuk Jokowi
Kamis , 20 Mar 2014, 23:10 WIB
Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin (kanan) bersama Gubernur DKI Joko Widodo usai melakukan pertemuan tertutup di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (20/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menyebut pasangan ideal untuk pilpres 2014. yaitu, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. 

Syahganda mengatakan, kedatangan capres PDI Perjuangan itu menemui Din merupakan langkah istimewa untuk mendapatkan dukungan dari kalangan Islam. Karena selama ini PDIP bercirikan nasionalis.

Sehingga perlu mendapatkan tokoh agama Islam dan menjadi perpaduan yang ideal untuk dipilih rakyat. Apalagi, Din merupakan pimpinan ormas Islam berpengaruh serta Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.

Karenanya, kata dia, pertemuan dengan Din dapat berimplikasi positif terhadap upaya Jokowi memperluas basis dukungan politik. Terutama yang berasal dari lingkungan organisasi Muhammadiyah.

"Ini tentu merupakan momentum strategis dan membawa dampak yang semakin besar pada penciptaan dukungan bagi Jokowi secara meluas," katanya.

Syahganda tidak menampik bahwa pertemuan itu bisa ditafsirkan sebagai prakarsa Jokowi untuk menjajaki kemungkinan menggandeng Din selaku cawapres.

"Asumsi meletakkan Din menjadi cawapres untuk Jokowi adalah wajar, mengingat keberadaannya yang sudah dikenal luas, sosok dengan kredibilitas tinggi, dan memiliki basis massa sangat besar di Tanah Air," kataanya.

Ia menambahkan Din merupakan figur berkarakter nasionalis. Serta intelektual dengan pengakuan internasional dan memiliki kepribadian yang bersahaja. Sehingga pantas menjadi pendamping Jokowi.

Apalagi, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto juga menempatkan Din layak menjadi cawapresnya. "Ini indikasi penerimaan Din yang tidak bisa dibantah. Karena itu, harmoni Jokowi dan Din akan melahirkan kemenangan dalam pilpres 2014," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar