REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan para calon presiden agar tidak melupakan visi misi kebangsaan yang diusungnya, di tengah upaya mencari pasangan koalisi.
“Beberapa hari belakangan yang dipertontonkan hanya berpasangan dengan siapa dan dapat apa. Itu pendidikan politik yang tidak baik untuk masyarakat,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Senin (19/5).
Kiai Said mengingatkan kembali visi misi kebangsaan yang diusung masing-masing capres, yang dinilai lebih penting untuk terus dipertontonkan kepada calon pemilih.
“Jangan sampai masyarakat yang sebelumnya bersimpati berbalik arah,” tegas Kiai Said.
Ditanya kemungkinan peringatan yang diberikan PBNU menyentil capres tertentu, Kiai Said dengan tegas membantah. “Semua capres sudah silaturahim ke PBNU. Peringatan ini untuk semua Capres, jangan memberikan pendidikan politik yang tidak baik ke masyarakat,” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai arah dukungan PBNU, kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura’, Mekah, tersebut menegaskan netralitas pihaknya. PBNU memberikan kebebasan kepada Nahdliyin, sebutan warga NU, untuk memilih berdasarkan hati nurani dan kriteria yang ditetapkan masing-masing.
“Semua capres sudah silaturahim ke PBNU, semua kami doakan. NU bukan partai politik, jadi hanya doa yang bisa diberikan. Kami doakan capres yang bisa menjalankan visi misi kebangsaannya bisa menang,” pungkas Kiai Said.
Dua capres yang saat ini digadang-gadang akan bertarung, yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo, sama-sama sudah pernah bersilaturahim ke PBNU dan mengutarakan niatnya untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang.
Prabowo datang ke PBNU pada akhir 2013 dan ke kediaman pribadi Kiai Said selaku Ketua Umum PBNU belum lama ini, sementara Joko Widodo dalam dua kesempatan datang ke PBNU dengan didampingi fungsionaris PDIP dan jajaran stafnya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.