REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beserta koalisinya, Joko Widodo alias Jokowi belakangan ini diserang kampanye hitam. Mendapat serangan bertubi-tubi, Jokowi akhirnya angkat bicara.
"Saya perlu juga tabayyun (klarifikasi)," kata Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin saat menghadiri Silaturrahim Nasional Alim Ulama PKB untuk Pemenangan Jokowi-JK di Jakarta, Selasa (3/6).
Pun, Jokowi menyinggung beredarnya Tabloid Obor Rakyat yang mendiskreditkan dirinya yang diedarkan di masjid-masjid dan pesantren di daerah. Menurut Jokowi, apa yang dimuat di tabloid itu sama sekali tidak benar.
Jokowi bahkan telah melaporkan fitnah-fitnah yang menyerangnya ke polisi dengan semangat memberikan pendidikan politik yang baik bagi rakyat.
"Kalau diam saja nanti dibilang terlalu sabar, tidak tegas. Padahal bagi saya, tegas itu berani mengambil keputusan dan menanggung risikonya. Tegas itu bukan kejam, tetapi terukur," kata Jokowi.
Sebelumnya, calon wakil presiden Jusuf Kalla menyatakan banyaknya fitnah yang dialamatkan kepada Jokowi karena calon presiden pasangannya itu susah dicari dosanya. "Orang susah cari dosa sosial Pak Jokowi, kalau dosa pribadi tentu ada," kata JK.
Hadir dalam acara itu petinggi PKB antara lain Ketua Dewan Syuro KH Azis Mansyur, Ketua Umum DPP Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum Rusdi Kirana, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas'udi dan A'wan PBNU Ahmad Bagdja, serta ratusan kiai dari berbagai daerah.