Home >> >>
Timses Jokowi-JK: Isu Komunis, Tanda Lawan Galau
Ahad , 29 Jun 2014, 15:07 WIB
antara
Joko Widodo (Jokowi) saat melepas ribuan peserta acara Gerak Jalan Revolusi Mental di Kawasan Monas, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menilai isu konsep Revolusi Mental berakar dari ajaran komunis merupakan tanda lawan menunjukkan kegalauannya karena kehabisan isu-isu produktif.

"Isu itu menunjukkan kegalauan dari tim sukses Prabowo-Hatta sekaligus kehabisan isu produktif, sehingga yang dilakukan hanya menyerang dengan isu-isu yang sudah kedaluwarsa," kata Juru bicara tim pemenangan pasangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding, Ahad (29/6).

Karding mengatakan, Revolusi Mental tidak ada kaitannya sama sekali dengan ajaran komunisme. Konsep itu diartikan sebagai perubahan mendasar yang mengajak masyarakat agar lebih baik.

"Revolusi Mental adalah perubahan mendasar atas sikap, prilaku, dan pemikiran rakyat menuju yang lebih baik dan positif," ucapnya.

Dia menilai perubahan mendasar itu terkait dengan perilaku korup, individualis, kriminal yang tinggi, konsumsi narkoba, dan tidak adanya pemimpin yang bisa dijadikan contoh. Berbagai hal tersebut menurut Karding mendorong diperlukannya perubahan-perubahan mendasar atau yang disebut revolusi mental.

Namun dia menekankan, Revolusi Mental itu hanya bisa dilakukan dengan instrumen pendidikan, kebudayaan, dan tauladan yang baik dari semua pemimpin.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai Indonesia memiliki kaitan traumatik dengan ideologi komunis, dan konsep "Revolusi Mental" memiliki akar tradisi dari paham tersebut.

Dia mencontohkan pergantian nama Aidit (mantan Ketua CC PKI) dari Achmad Aidit menjadi Dipa Nusantara Aidit sebagai revolusi mental agar tidak ada kaitannya dengan religuisitas karena agama merupakan candu masyarakat.

"Revolusi mental itu akar tradisi dengan komunis seperti beberapa tokohnya Karl Marx dan DN Aidit. Di Jerman pun Nazi tetap dilarang," ujar Fadli Zon, Jumat (27/6).

Redaktur : Esthi Maharani
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar