REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua PBNU, Hasyim Muzadi optimistis setengah dari persoalan di Indonesia dapat selesai dengan sikap pemimpin yang jujur. Karenanya, ia mendorong publik untuk memilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada 9 Juli mendatang.
Dia mengatakan, bangsa ini perlu perbaikan baik dalam tatanan birokrasi dan kepemimpinan negaranya. Karena aspek hukum, politik dan ekonomi yang rusak sekarang disebabkan ketidakjujuran penyelenggara pemerintah.
"Dengan adanya sosok pemimpin yang jujur, maka separuh dari persoalan bangsa ini dapat selesai," kata Hasyim dalam sambutannya di Istigosah Akbar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Jumat (4/7).
Dia menambahkan, kejujuran pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Namun, dibutuhkan juga tatanan penyelenggara negara yang baik. Kalau calon pemimpin memenangkan pilpres ini dengan fitnah dan kecurangan, maka hasilnya nanti akan mengecewakan.
Ia mencontohkan, dalam penyelenggaran pilkada, mereka yang menang dengan cara tak terpuji, akibatnya justru timbul dugaan kasus korupsi. Sekarang ini, 70 persen dari mereka yang menjadi gubernur dan wali kota/bupati terjerat kasus hukum karena upaya kotor untuk menangkan pemilu.
"Mereka menang memang atas izin Allah, tapi tidak mendapat ridho-Nya. Makanya, dalam pemilu nasional itu, jangan tegakan negara atas dasar fitnah dan kecurangan," ujar dia.