REPUBLIKA.CO.ID, Mutiara mungkin menjadi salah satu perhiasan yang paling disukai perempuan. Sinar mutiara yang berkilau memang memancarkan keindahan. Mutiara sudah dikenal sebagai penghias kaum Hawa, bahkan sejak sebelum masehi. 

Dilihat dari bentuknya secara fisik mutiara terbuat dari proses bio mineralization, yakni terjadi di dalam kerang. Air liur yang dikeluarkan kerang kemudian membentuk satu nukleus dan terciptalah mutiara. Berdasarkan jenisnya mutiara terbagi menjadi dua, yakni natural dan sintetik. “Mutiara natural terbentuk tanpa ada campur tangan manusia,” kata Reny Feby, pemilik sekaligus desainer aksesori Reny Feby Jewelry.

Artinya, mutiara natural tercipta secara proses alam. Sedangkan, mutiara sintetik sudah mengalami campur tangan manusia di dalamnya. Entah itu melalui penyuntikkan zat tertentu atau pemotongan mutiara sesuai model sebelum dirancang sebagai perhiasan.

Mutiara natural bisa dibagi dalam beberapa kategori, misalnya mutiara fresh water dan south sea. Jenis yang pertama dikenal juga sebagai mutiara air tawar karena ia dibiakkan di danau atau sungai. Cina merupakan negara yang paling ahli dalam menciptakan mutiara air tawar.

Sedangkan, mutiara south sea adalah mutiara yang diambil dari dalam laut. Mutiara laut harganya cukup tinggi, ada yang mencapai 250 ribu dolar AS per butirnya atau Rp 2,5 miliar. Luar biasa, bukan? Indonesia adalah salah satu produsen mutiara laut terbesar di dunia.

Beberapa daerah di Indonesia terkenal dengan mutiaranya yang unik, seperti Lombok, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta Papua. Tiap daerah dikenal dengan mutiaranya, seperti Lombok sebagai penghasil mutiara emas atau Papua dengan mutiara putih.

Namun, untuk jenis mutiara hitam, Indonesia tidak berpeluang menciptakannya. Kadar air laut di Indonesia tidak memungkinkan untuk membiakkan si hitam. Tidak seperti Hawaii yang dikenal sebagai produsen mutiara hitam dunia.

Bicara mengenai pembiakan mutiara Jepang memegang peranan terbesar. Negeri Sakura ini terkenal paling berhasil sebagai produsen mutiara. Selain memiliki dua jenis laut yang berbeda, Jepang juga didukung dengan teknologi canggihnya dalam memoles mutiara. Jepang memiliki teknologi yang sanggup mengubah warna mutiara melalui teknologi pewarnaan yang mutakhir. Mutiara berwarna da sar putih pun bisa tampil menjadi ke hi jaun, merah muda, hingga keunguan.

Ukuran si bulat berkilau ini juga beragam. Diameternya mulai dari lima milimeter hingga 18 milimeter. Meski berbeda beratnya, kekuatan yang dimilikinya tak berbeda. Bentuk mutiara juga bervariasi dan tidak melulu selalu bulat. Ada yang berbentuk semibulat hingga barok atau abstrak. Dulunya, mutiara abstrak ini tidak disukai dan dijual murah. Kini, pecinta mutiara justru memburu mutiara jenis itu. Ada pula mutiara berjenis ring atau seperti memiliki lingkaran cincin. Ini merupakan jenis terburuk karena terdapat tekstur garis di bagian badannya.