REPUBLIKA.CO.ID, Pengantin perempuan di Arab biasanya menghias tangan mereka seperti lukisan pada saat hari pernikahan tiba. Lukisan pada tangan tersebut disebut inai. Menurut penata rias dari Ivona Sanggar Rias, YD Wulandari Soewarno, penggunaan inai juga menjadi tren bagi pengantin perempuan di Indonesia. Salah satunya di Lampung tempat ia membuka sanggar riasnya.
“Kalau tidak pakai inai, serasa tidak mantap pengantinnya,” ujar perempuan yang akrab disapa Wulan ini. Namun, memakai inai tidak mudah. Sebab, diperlukan ketelitian dan kesabaran. Sebelum membuat inai, Wulan yang sudah profesional menggambar dulu polanya di kertas. Setelah sesuai dengan calon penggunanya, inai baru akan digambar.
Bahan dasar membuat inai adalah henna atau pacar tangan. Saat ini wadah henna beraneka ragam. Ada yang bentuknya tubeatau cone. Cara pakainya, pindahkan henna ke plastik yang fleksibel dan sudah dibuat seperti kerucut, lalu lubangi ujungnya. Setelah itu, baru gambarlah inai sesuai kreasi. Wulan mengingatkan jangan tergesa-gesa saat membuat inai.
Henna kini beragam variannya. Selain hitam, ada pula warna cokelat, merah marun, bahkan warna de ngan glitter. Untuk menggunakan henna dengan bubuk glitter, Wulan mengatakan oles pola dengan lem bulu mata. Saat setengah kering, pakai kuas dan oleskan bubuk glitter sesuai keinginan.
Inai nonbubuk tahan sampai dua minggu jika tangan tidak dipakai mencuci baju dan piring. “Tapi, ratarata seminggu sudah mulai pudar,” ujarnya. Wulan membutuhkan satu jam untuk membuat inai sederhana di tangan dan kaki. Untuk inai yang lebih rumit, waktunya bisa sampai empat jam.