REPUBLIKA.CO.ID, Perancang busana Biyan Wanaatmadja merayakan 30 tahun kariernya di dunia mode dengan menggelar sebuah pergelaran busana di Hotel Mulia, Jakarta. Sebanyak 100 koleksi diperagakan dalam pergelaran busana yang bertajuk “The Radiance Postcard”. Bila biasanya Biyan banyak berkarya dengan motif modern, kali ini Biyan banyak terinspirasi dari kain tradisional Indonesia, yaitu batik.
Aroma lokal terpapar pula dari inspirasi sarung pria Indonesia dan kerajinan tikar yang diolah dengan corak motif yang kebesaran atau oversize. Biyan kemudian memberi komposisi baru dalam busananya yang terinspirasi tikar.
Pada hampir seluruh rancangannya, Biyan menggunakan bahan yang ringan dan terkesan lembut, seperti organza, tulle, atau light silk. Bahan-bahan tersebut memang identik dengan rancangan Biyan yang feminin dan romantis.
Warna-warna yang membalur karya Biyan pun diambil dari palet yang juga identik dengan rancangannya, misalnya, washed white, light khaki, merah muda, abu-abu, persik, dan ungu. Warna Biyan tersebut lalu ditampilkan secara kontras dengan warna, seperti sogan, biru tua, dan hitam.
Budaya lokal tak hanya menginspirasi Biyan dari segi penggunaan bahan, busana berkarakter androgini ditampilkannya sebagai hasil perkawinan busana Jawa dengan unsur kolonial. Atau, jarik alias kain panjang dan kebaya yang dieksplorasi dalam volume. Rancangan tersebut diperlihatkan dalam komposisi overlayering dengan tetap mempertahankan romantisme khas Biyan.