REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia garmen Indonesia, khususnya busana muslim kembali mendapat perhatian di tingkat internasional dengan terpilihnya tiga karya disainer Dian Pelangi, Jenahara, dan Nur Zahra untuk menembus luar negeri.

"Tiga label ini dipilih untuk "go international" karena memiliki karakteristik yang sangat kuat," kata Direktur Kreatif Jakarta Fashion Week, Diaz Parzada, di Jakarta, Kamis (25/7). Terpilihnya hasil karya tiga disainer tersebut direkomendasikan melalui program Indonesia Fashion Forward (IFF) yang diselenggarakan oleh Jakarta Fashion Week (JFW).

Meski busana muslim namun koleksi ketiga label busana ini dikatakan nyaman dan dapat dikenakan oleh siapa saja meskipun mereka tidak mengenakan jilbab atau hijab.

Hal itu menjadi keunggulan dari tiga label tersebut dibandingkan dengan label busana muslim lainnya. "Dengan strategi ini tentu saja karya-karya mereka dapat diserap oleh konsumen di berbagai negara dan siap bersaing dengan busana kategori lainnya," jelas Diaz.

Menurut para ahli dari Centre for Fashion Enterprise asal London yang menjadi pembimbing mereka dalam program IFF, karya milik Dian Pelangi dengan kombinasi warna-warni cerah sangat tepat dengan selera konsumen di Eropa dan Timur Tengah.

Selanjutnya karya-karya Jenahara, dinilai pas untuk pasar Eropa Barat dan Amerika dengan gaya rancang yang minimalis dan cenderung berpalet warna-warna monokromatik. "Kalau Nur Zahra dengan material bahan organik dengan rona alami paling cocok dengan konsumen di Eropa Selatan dan Jepang," imbuh Diaz.

Ikuti Whatsapp Channel Republika