REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target Indonesia menjadi kiblat tren busana Muslim dunia pada 2020 sepertinya terbuka lebar. Hal ini terlihat dari banyaknya desainer muda yang bertumbuhan. "Bibit baru menambah semarak dunia fesyen Indonesia," kata founder www.hijup.com Diajeng Lestari di Jakarta, Kamis (31/10).
Naiknya angka desainer muda yang bermunculan terlihat dari jumlah tenan di online shopping tersebut. Bakat dan talenta para desainer muda dalam negeri juga mendukung kedudukan Indonesia bersaing dengan bangsa lain. Sebut saja Ria Miranda yang selalu menghadirkan koleksi baru tiap tahun.
Atau nama lain seperti Dian Pelangi yang sering melenggang di kancah peragaan busana luar negeri. Kemampuan para seniman busana ini tidak kalah dengan desainer internasional lainnya. Diterimanya karya mereka oleh dunia membuat Indonesia semakin kuat.
Kuatnya tren busana Muslim di Indonesia berkat dukungan pemeluk Islam sebagai penduduk mayoritas. Fenomena hijab yang sudah mulai menjamur di masyarakat menjadi bukti kuat. Mereka selalu mencari model baru dalam membeli baju. "Konsumen Indonesia juga tergolong mampu dalam belanja busana," lanjut Diajeng.
Pasar yang besar membuat negara lain, terutama Asia, melirik Indonesia. Mereka beberapa kali hadir dalam pekan mode yang diselenggarakan Indonesia.
Agar tidak kecolongan, sebaiknya Indonesia harus terus berbenah diri. Perkembangan mode sangat cepat berganti. Mempersiapkan para desainer dan membimbing untuk terus membawa nama Indonesia dalam dunia mode dunia. Sebab ancaman perebutan gelar 'kiblat mode' busana Muslim dunia mulai menjadi kompetisi.
Sebut saja Dubai yang mulai peduli dengan fesyen Muslim di negaranya yang mulai berkembang. "Pemerintah harus segera ambil andil dalam urusan ini. Jika tidak, negara lain akan segera menyusul Indonesia," jelas Diajeng.