REPUBLIKA.CO.ID, Siapa yang tak kenal dengan manik-manik? Mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga, desainer sampai pengusaha tas pasti pernah mengoleksi benda ini. Ukurannya keci, memiliki bentuk yang variatif seperti bulat, lonjong, pipih, persegi atau kerucut. Biasanya manik memiliki lubang di tengah, dan dirangkai menjadi satu dengan kawat halus atau tali senar. Menilik sejarahnya, manik-manik sudah dijumpai sejak zaman batu tua. Bentuknya masih sangat sederhana, mulai dari bentuk batu, tulang, kayu, spiral, hingga mutiara. Awalnya, manik-manik dipandang sebagai benda yang sakral yang digunakan untuk berbagai upacara keagamaan.
Namun manik-manik yang dikenal masyarakat saat ini umunya hanya empat jenis, yakni payet, motte, rambocci, dan mutiara. Selain itu masih ada lagi jenis swarvosky, manik kristal yang tengah tren di kalangan desainer dan penikmat mode.
Aneka manik-manik umumnya dirangkai menjadi bentuk perhiasan atau aksesori. Mulai dari gelang, kalung, cincin, jepit rambut, bros, hingga gantungan kunci. Namun sejak empat tahun terakhir ini manik-manik mulai diaplikasikan pada baju, tas, sepatu, dan aneka pernik lainnya.
Tas tangan merupakan salah satu aksesoris yang selalu dibawa perempuan jika sedang berpergian. Tas ini menjadi 'barang wajib' yang harus ada ketika keluar rumah. Seiring perkembangan zaman, fungsi tas tangan mulai bergeser. Dari hanya sekedar tempat untuk menaruh barang bawaan, menjadi pelengkap busana yang dikenakan. Pasalnya, penambahan manik-manik ini memberikan kesan mewah pada tas. Sehingga, banyak digunakan sebagai pelengkap untuk pergi ke pesta.
Manik-manik pada tas, ada yang hanya ditempel sebagai pemanis saja, namun banyak pula yang ditempel hingga menutupi semua permukaan tas. Tas manik ini mulai menjadi tren pada tahun 2000-an. Namun, tak seperti tren lain yang hanya 'sekilas' hadir mewarnai mode Indonesia, tas manik nampaknya masih bertahan sampai saat ini. Buktinya, berbagai macam model dan bentuk kian marak membanjiri counter tas di berbagai tempat-tempat perbelanjaan.
Bentuknya pun bermacam-macam. Mulai dari bentuk kotak, bulat hingga lonjong. Selain itu, tas ini ada yang menggunakan pegangan dan ada pula yang tanpa pegangan. Sehingga cara memegangnya dengan mengempit dibawah ketiak atau memegang badan tas. Warnanya pun bervariasi, tidak hanya hitam putih saja, namun sudah beraneka warna seperti merah, biru hingga tembaga.
Namun, tas tangan dengan manik-manik ini tidak hanya bisa ditemukan di mal-mal terkemuka. Benda ini juga banyak dijual oleh pedagang kaki lima. Harganya tentu saja berbeda dengan yang terdapat di mal. Jika di mal harga bisa mencapai di atas ratusan ribu rupiah, barang kaki lima dijual hampir setengahnya. Namun, bagaimana dengan masalah kualitas? Barang mahal belum tentu berkualitas tinggi. Jadi, sebaiknya periksa dengan seksama terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Jangan sampai kecewa setelah bertransaksi.