REPUBLIKA.CO.ID, Dahulu, kebaya betawi ternyata hanya bisa dimiliki kaum elite. Harganya yang selangit membuat rakyat biasa tak mampu membelinya.
Ketika Belanda datang, para perempuan bule itu memadukan kebaya dengan kain batik berwarna cokelat. Lambat laun perempuan peranakan Tionghoa yang tinggal di Batavia juga mulai berkebaya. Proses akulturasi pun menghasilkan kebaya encim.
Kebaya encim kini banyak disebut dengan kebaya kerancang. Kerancang berarti berlubang, hasil sulaman hanya di bagian bawah kebaya. Kebaya betawi pun berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Ciri khas kebaya betawi namun belum ditinggalkan. Emma Amalia Agus Bisri, kolektor kebaya betawi sekaligus tokoh pelestari budaya Betawi, mengatakan sulam dan payet yang khas dari Betawi masih banyak terpapar pada kebaya.
Sulam gambar manusia, flora, dan fauna menjadi ciri kebaya kerancang. Corak khasnya yakni ayam, burung, atau naga. Payet pasir dan batang kemudian ditambahkan. Biji payet berbentuk butiran bulat atau persegi. Payet pasir ukurannya sangat kecil, seperti pasir. Biasanya warna payet dibuat senada namun sedikit lebih terang. Bisa pula sengaja dikontraskan dengan warna kebaya. Payet dijahit di sisi dekat kancing pengatup atau di bagian bawah dekat sulam.
Kebaya kerancang dibuat dua model, panjang dan pendek. Kebaya pendek atau sebutan lainnya kebaya ‘enyak’ biasa digunakan orang tua calon pengantin saat acara lamaran. Pergeseran gaya membuat kebaya pendek jadi banyak dipakai anak muda ke acara pesta.
Pasangan Kebaya betawi adalah selop kasut berbahan beludru. Warnanya cerah. Berhias manik-manik yang dijahit manual.
Sanggul khas Betawi juga unik. Sebut saja konde berunding. Konde ini berupa sanggul yang dibuat dua buah di bagian kiri dan kanan. Konde berunding ini biasa dipakai perempuan Betawi yang masih belia. Macam konde lainnya adalah sanggul sawi yang dibuat dengan hiasan bunga melati melingkari sekeliling sanggul. Juga ada konde jenis lilit atau kabel, yakni kepangan rambut yang dililitkan.
Kebaya Betawi sesuai pakem tradisional dikatakan Emma sudah sangat jarang dikenakan. Kebaya modifikasi lebih digemari. Penggunaan kebaya betawi namun masih lestari di acara seperti pemilihan Abang dan None Jakarta.