REPUBLIKA.CO.ID, Tampil menarik dalam balutan busana kantor kerap menjadi tantangan bagi Muslimah. Busana kantor yang formal dan berwarna resmi terasa sulit dipadupadankan.
Clariza Adian, pengarah gaya, mengatakan padu padan bagi busana kantor bisa dilakukan dalam berbagai cara. “Dari atas sampai bawah,” kata dia.
Meski padu padan diperbolehkan, satu prinsip tetap harus dijaga. Clariza mengingatkan, penampilan harus terjaga profesional.
Satu gaya yang dipilih banyak Muslimah adalah gaya berani. Gaya ini diterjemahkan lewat pemilihan warna yang mentereng atau keberanian memilih motif.
Bicara gaya yang berani sama seperti bermain dengan busana lewat tabrak warna atau tabrak motif. Mereka yang cocok dengan gaya ini umumnya bekerja di media mode atau memang seseorang yang modis.
Bila hendak bermain tabrak warna, Clariza menyarankan membatasi warna yang akan dipakai. “Jangan terlalu banyak,” pesannya.
Dua warna cukup. Sebagai contoh, memakai atasan hitam dan memadukannya dengan kerudung hijau serta rok hijau.
Dari segi potongan gaya berani berarti gaya yang edgy. Clariza menyebut koleksi Jenahara sebagai referensi gaya Muslimah yang edgy.
Sementara, penyuka warna terang bisa memilih koleksi Dian Pelangi misalnya sebagai pilihan busana dalam warna-warna yang kentara.
Lalu, bila warna berani serta potongan tegas telah tersemat, dandan wajah perlu menjadi perhatian.
“Tidak perlu juga dandanan yang terlampau berani,” terang Clariza.
Ingat prinsip membatasi diri. Untuk dandanan ke kantor yang secukupnya sudah akan membuat penampilan berani tadi tampil menawan.