REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah desainer optimistis Indonesia akan menjadi kiblat fesyen Muslim dunia menyusul perkembangan kecenderungan hijabers di Tanah Air yang signifikan.
"Sangat optimistis target Indonesia menjadi kiblat fashion muslim dunia tahun 2020 akan tercapai dengan perkembangan dan peningkatan bidang fesyen yang begitu pesat saat ini," kata Ketua Umum Hijabers Mom Community, Irna Mutiara pada ajang Pekan Busana Muslim Indonesia 2014 di Bandung, Ahad (20/7).
Ia menyebutkan busana muslim mengalami perkembangan dan peningkatan yang cukup berarti. Pelaku usaha bidang fesyen menangkap peluang akan kebutuhan masyarakat terhadap busana yang menutup aurat dari mulai ujung kepala hingga kaki.
Selain itu, pasar pakaian Muslim di tanah air begitu besar dimana Indonesia merupakan negara berpenduduk beragama Islam terbesar di dunia. Pasar luar negeri juga masih terbuka lebar seperti di Malaysia, Timur tengah bahkan bagi pasar Muslim di Eropa dan Amerika.
Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat menangkap peluang itu dengan mengikutsertakan sejumlah anggotanya untuk ambil bagian pada kegiatan itu.
Irna Mutiara sendiri menampilkan karya busana Muslim dengan pilihan warna putih untuk dijadikan rangkaian baju Muslim yang sangat feminin. Ornamen mutiara ditambahkan di beberapa bagian busana karyanya.
Para desainer yang tergabung dalam APPMI Jawa Barat seperti Killam Ramadhan, Hennie Noer, Herman Nuary, Nuniek Mawardi dan Irna Mutiara menampilkan enam hingga delapan koleksi terbaiknya.
Mengusung tema White Plus, Herman Nuary menampilkan busana yang warnanya senada dengan Irna Mutiara. Gaun berwarna pastel hadir dengan detail ruffle dan beberapa material yang digunakan terdiri dari tulle, brokat, syifon, organza.
Selain menampilkan karya busana muslim APPMI, Indonesia Moslem Fashin Week 2014 juga menghadirkan karya terbaru dari 28 desainer busana muslim Indonesia.