Kamis 12 Mar 2015 12:14 WIB

‘Berpakaian Bukan Hanya Mengikuti Mode’

Rep: mj02/ Red: Agus Yulianto
Seorang pria mengamati rak pakaian di sebuah toko busana.
Foto: Reuters
Seorang pria mengamati rak pakaian di sebuah toko busana.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Berpakaian, terutama bagi umat Muslim, bukan hanya mengikuti mode semata. Akan tetapi, ada petunjuk syariat bagaimana harus berpakaian.

Menurut Dekan Fakultas Syariah Unisba Asep Ramdan Hidayat, pakaian bukan cuma mode. Alquran, kata dia, tidak pernah menjelaskan soal mode, tapi menjelaskan petunjuk berpakaian seperti bagaimana.

Oleh karena itu, Unisba mengadakan lomba ‘Fashion in syarh’. Selain menampilkan gaya busana syar'i di panggung, juga menjelaskan ayat dan hadis  mengenai pakaian sesuai syariat Islam.

“Tujuan lomba ini adalah untuk menanamkan pada anak-anak SMA cara berpakaian syar'i dan memberikan contoh fashion yang sesuai Alquran. Baik untuk laki-laki dan perempuanm,” katanya.

Ketua Pelaksana Lomba Ifa Hanifiah mengatakan, penilaian di lomba ini adalah bagaimana mereka ketika tampil. "Apakah menampilkan lekukan tubuh, berbahan tipis, menggunakan celama 'nyetrit', dan sebagainya," ujar Ifa.

Selainitu, Ifa juga akan dilihat apakah tampilan mereka berlebihan tidak. Karena, dalam Alquran sendiri telah diatur tidak boleh berlebihan. “Misal ke undangan, sanggulnya tinggi. Ini kan berlebihan. Boleh pakai sanggul, tapi jangan berlebihan," katanya.  

Dikatakannya, anak SMA masih dalam keadaan labil. Sehingga, hal itu perlu ditanamkan sedini mungkin. Dia berharap, kelak jika mereka kuliah sudah tahu cara berbusana yang baik seperti apa.  

Salah satu juri dalam lomba ini adalah Azky Zahidah, Putri Persahabatan Muslimah 2014 yang juga alumni Fakultas Syariah Unisba. Azky mengatakan, lomba ini sangat positif bagi anak-anak SMA. Apalagi melihat antusias mereka yang tinggi, membuat juri juga menjadi semakin bersemangat.

Menurutnya, ada tiga aspek yang dinilai dalam lomba Fashion ini. Yaitu, adab, tata busana, dan penjelasan ayat Alquran tentang hijab. Dalam hal ini, Azky menilai, bagaimana tata busana para peserta. "Nanti dilihat bajunya sesuai tidak dengan syariat. Ini menjadi bahan pertimbangan," katanya. N mj02

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement