Ahad 19 Jan 2020 12:25 WIB

Tren Fesyen 2020: Berani, Inklusif, dan Ramah Lingkungan

Tidak ada kesepakatan pada mode fesyen pada 2020.

Red: Nur Aini
Model memperagakan busana berbahan kain tenun ikat khas Kediri rancangan desainer Didiet Maulana pada Dhoho Street Fashion di Taman Hutan Joyoboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Model memperagakan busana berbahan kain tenun ikat khas Kediri rancangan desainer Didiet Maulana pada Dhoho Street Fashion di Taman Hutan Joyoboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut perancang busana kondang Musa Widyatmodjo, pada awal dekade ini sudah terlihat kecenderungan akan tren fesyen yang lebih beragam, berani, dan tidak berpatok pada satu hal populer saja.

Hal itu berbeda dari tren overall denim yang populer di tahun 1990-an, hingga skinny jeans yang menjadi favorit di pada 2010-an.

Baca Juga

"Tren fesyen kali ini berbeda dengan dekade sebelumnya. Dulu, ada 'kesepakatan' yang terjadi (pada mode). Misalnya sekarang trennya motif bunga-bunga, warnanya cokelat, dan lainnya," kata Musa di Jakarta, Sabtu (18/1).

Gebrakan baru yang terbentuk dari "ketidaksepakatan" itu tak lain dibuat sendiri oleh masing-masing orang. Menurutnya, saat ini masyarakat modern lebih berani dalam mengekspresikan diri lewat pilihan tampilannya. Didukung dengan keterbukaan informasi, memungkinkan tiap orang membagi dan mendapatkan referensi fesyen yang sesuai dengan karakternya.