Senin 18 Feb 2013 16:07 WIB

Jangan Sembarangan Melarang Anak, Ini Kiatnya (1)

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Biarkan anak mengembangkan kreativitasnya. Orang tua hanya perlu memberikan pengarahan, jangan asal melarang
Foto: families.com
Biarkan anak mengembangkan kreativitasnya. Orang tua hanya perlu memberikan pengarahan, jangan asal melarang

REPUBLIKA.CO.ID, Bakat memasak Rani sudah terlihat sedari kecil. Ia senang sekali saat bunda mengajaknya menyiapkan camilan pada sore hari. Saat membuat pisang goreng, gadis cilik yang masih usia prasekolah itu boleh ikut mengupas pisang dengan menggunakan tangannya, tidak dengan pisau yang biasa digunakan bunda untuk tujuan serupa.

Rani belum diperbolehkan memegang pisau sendiri. Ia juga harus menjauhi kompor selama berada di dapur. “Orang tua memang harus mengenalkan benda-benda yang menyimpan potensi bahaya di rumah,” ujar Psikolog Anak dan Remaja dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Ratih Zulhaqqi MPsi.

Pada kesempatan lain, Rani tertarik untuk bermain dengan gunting. Bentuk gunting yang menarik menggugah keingintahuannya. Ketimbang melarang, bunda bisa menyiapkan gunting kertas yang ujungnya tidak runcing dan bilah pisaunya tak mudah melukai. “Selanjutnya, anak perlu mendapat penjelasan bahwa ia hanya boleh menggunakan gunting miliknya, bukan gunting kepunyaan bunda ataupun gunting besar yang ada di kebun,” papar Ratih. 

Pengenalan seperti itu bisa dilakukan sejak anak berumur dua tahun. Pada usia tersebut, anak sedang giat mengeksplorasi berbagai hal. Bantu ananda memahami bentuk dan fungsi dasar benda-benda tersebut. Kenalkan, gunting kertas untuk memotong kertas juga gunting rumput untuk memotong rumput. “Anak boleh mencoba memotong dengan pisau dan gunting, sepanjang ada yang mengawasinya,” ujar Ratih.

Pengetahuan dasar mengenai benda-benda ini bisa dilakukan secara bertahap. Perkenalkan fungsi benda melalui gambar atau cerita. Kemudian, beri contoh cara memakai benda tersebut dengan benar. Anak akan lebih mudah paham saat dicontohkan langsung daripada menyerap kata-kata. “Otak anak lebih mudah menerima sesuatu yang konkret,” kata Ratih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement