Selasa 26 Feb 2013 09:11 WIB

Kehamilan di Luar Rahim, Seperti Apakah?

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Endah Hapsari
Ibu hamil/ilustrasi
Foto: occupycorporatism.com
Ibu hamil/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ia adalah kehamilan yang terletak tidak pada tempatnya, yaitu di luar rongga rahim. Kehamilan di luar rahim ini sering juga disebut kehamilan ektopik. Jika kehamilan itu terjadi di luar rahim, lalu di manakah bakal janin bersemayam? Seperti dijelaskan dr Deradjat Mucharam S, SpOG, spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari RS Budhi Jaya, Jakarta, kehamilan ektopik bisa terjadi di saluran mulut rahim, ovarium, rongga perut, atau saluran telur (tuba) sebelah kiri/kanan. 

Penyebab kehamilan ektopik sendiri, ternyata cukup beragam. Salah satunya adalah bekas infeksi kandungan yang menyebabkan kegundulan saluran telur. Sebab lainnya, perubahan anatomi akibat perlekatan yang membuat saluran telur berubah bentuk misalnya menjadi berkelok. ''Tapi penyebab terbanyak adalah adanya bekas infeksi kandungan,'' kata dokter yang juga bertugas di RS Polri, Jakarta ini. 

Bagaimana dengan IUD (spiral) yang kerap dituding sebagai salah satu penyebab kehamilan ektopik? Menurut Deradjat, IUD sebenarnya tidak menyebabkan kehamilan ektopik. ''Kita sering mengkaitkan kehamilan ektopik dengan IUD, karena IUD hanya bisa mencegah kehamilan di dalam rahim. Dia tidak bisa mencegah kehamilan di luar rahim.'' Dikatakannya pula bahwa kasus kehamilan ektopik pada pasien pemakai IUD dengan yang bukan pemakai IUD, ternyata sama. 

Selain IUD, hal lain yang juga dituding bisa menyebabkan kehamilan ektopik adalah pemakaian antibiotik. Namun menurut Deradjat, antibiotik pun bukanlah penyebab kehamilan yang tidak normal ini. ''Selama ini antibiotik belum pernah terbukti menyebabkan kehamilan ektopik.'' Dan seperti yang dialami oleh Sita, orang yang hamil di luar rahim, pada awalnya merasa seperti hamil biasa dengan ditandai oleh hasil tes urin yang positif. Tapi tak lama setelah itu ia akan merasakan hal-hal yang tidak mengenakkan seperti: pegal, sakit di bagian sisi yang ada kehamilannya, di kanan atau kiri. 

''Kalau kehamilan itu menempel pada saluran tuba yang sempit, maka dalam waktu singkat misalnya dua minggu setelah terlambat haid, sudah menimbulkan sakit, gejalanya sangat mendadak, akut dan bisa menimbulkan perdarahan yang hebat, tapi kalau menempel pada saluran telur yang lebih besar, rasa sakitnya bisa diketahui saat kehamilan 1-2 bulan,'' papar Deradjat. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement