REPUBLIKA.CO.ID, Tumor ganas alias kanker pada payudara merupakan momok menakutkan bagi wanita. Menurut dr Sutjipto SpB (K) Onk, dari 10 jenis kanker yang kerap menyerang manusia, dua di antaranya merupakan pembunuh terbesar wanita yakni kanker rahim dan kanker payudara.
Karena itu, dokter spesialis bedah onkologi ini menyarankan setiap wanita untuk memerhatikan payudaranya dan segera mengambil tindakan jika muncul kelainan sekecil apa pun, termasuk bila ditemukan benjolan kecil. ''Kadang wanita menganggap benjolan kecil pada payudara hanya sebagai uci-uci atau kelenjar saja, padahal itu bisa jadi tumor,'' kata ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta ini.
Tumor, menurut dua, bisa merupakan cikal bakal kanker tergantung dari sifatnya. Tumor memiliki dua karakteristik sifat yaitu ganas dan jinak. ''Tidak semua tumor menjadi kanker, hanya tumor ganas saja yang menjadi kanker.''
Selain tumor, benjolan pada payudara bisa pula merupakan kista. Pada tumor, benjolannya mempunyai struktur yang lebih padat. Lain halnya dengan kista, di mana pada bagian tengah benjolan terdapat cairan. Seperti halnya tumor, kista pun mempunyai dua sifat yakni ganas dan jinak. ''Kista ganas payudara yang menyebabkan kanker hanya lima persen, tapi jika kista ganas terdapat di ovarium maka peluang menjadi kanker sangat besar,'' kata salah satu anggota Tim Kerja Kanker Payudara Rumah Sakit Dharmais ini.
Secara umum, lanjut Sutjipto, ada sejumlah tanda yang patut dicurigai sebagai gejala awal munculnya kanker. Tanda-tanda tersebut di antaranya, muncul benjolan di payudara, kista di payudara disertai keluarnya cairan atau darah dari puting, luka yang sulit sembuh di sekitar payudara, saat dilakukan pemeriksaan dengan USG atau mamografi ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada kanker. ''Saya juga menyarankan untuk tidak selalu menggunakan bra yang berwarna. Gunakan yang berwarna putih agar mudah diketahui jika terdapat bercak aneh dari carian yang keluar dari payudara,'' ucap Sutjipto.
Sayangnya, banyak wanita yang tak memerhatikan gejala-gejala itu. Akibatnya, sebagian besar (70 persen) kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut ketika sel-sel kanker sudah menyebar ke jaringan atau organ tubuh yang lain semisal saluran getah bening, paru-paru, tulang, bahkan otak. ''Jadi sebenarnya banyak orang yang meninggal karena kanker payudara itu bukan berarti disebabkan oleh kanker di payudaranya tetapi karena anak sebar sel tersebut sudah merusak organ-organ vital yang lain,'' ungkap bapak tiga anak ini.
Tidak hiraunya para wanita terhadap pertanda kanker payudara, lanjut Sutjipto, lebih disebabkan oleh persepsi yang salah mengenai penyakit kanker. Banyak penderita merasa takut berobat ke dokter apalagi jika mendengar kata operasi. Alhasil, tak sedikit penderita yang memilih pengobatan alternatif, termasuk berobat ke dukun.