REPUBLIKA.CO.ID, Tanpa disadari, di sekitar kita banyak sekali sumber karsinogen (zat-zat yang dapat memicu kanker). Salah satunya pada makanan. Seperti dijelaskan Fatimah Syarief, ahli gizi, makanan dan minuman beralkohol berpotensi menjadi 'sarang' zat-zat karsinogenik. ''Bahkan pada tapai ketan atau tapai singkong,'' kata wanita kelahiran Jakarta, 25 November 1982 itu. Juga pada makanan-makanan yang dibakar. Bagian dari makanan yang dibakar terlihat kehitaman karena gosong memicu munculnya nitrosamin. Ini merupakan bahan karsinogen yang berpotensi menimbulkan kanker di beberapa bagian tubuh.
Jenis makanan lain yang patut dihindari adalah makanan yang menggunakan bahan tambahan seperti amaranth pada makanan ringan, benzpyrene, cyclamates, hydrazines atau saccharin (pemanis buatan). ''Jika hendak mengonsumsi makanan ringan sebaiknya teliti kandungan zat-zat di dalamnya dengan membacanya pada kemasan,'' saran ahli gizi dari produsen makanan kesehatan, Sun Hope.
Waspadai pula kemungkinan adanya mycotoxin pada jamur mentah dan aflatoxin pada kacang-kacangan yang berjamur. Mycotoxin maupun aflatoxin merupakan zat karsinogenik. ''Tapi jangan samakan dengan jamur ragi pada tempe,'' tambahnya.
Selain itu, masih banyak lagi sumber karsinogen di sekitar kita. Sebut saja di antaranya, sayuran yang mengandung pestisida, obat batuk yang mengandung chlorofom, asap rokok, dan asap dari knalpot kendaraan bermotor.
Walau zat-zat berbahaya itu ada di dekat kita, menurut Fatimah, risiko kanker bisa berkurang jika kita mampu memilih makanan yang baik. Beberapa suplemen tergolong baik untuk mencegah kanker semisal, suplemen yang mengandung omega 3 dari minyak ikan atau minyak hati ikan, kolostrum, juga suplemen yang mengandung klorofil atau antioksidan.