REPUBLIKA.CO.ID, Menurut ilmuwan dari Duke University di North Carolina, Dr Breus, perempuan yang kekurangan tidur cenderung menjadi pemarah, lebih rapuh dan agresif.
"Kami menemukan bahwa perempuan lebih mengalami depresi, pemarah, serta lebih rapuh saat pagi hari," kata Breus.
Hal ini terjadi akibat waktu tidur yang kurang, sebagaimana dikutip dari DailyMail.
Untuk mengatasinya, Dr Breus menyarankan agar perempuan memiliki waktu tidur siang yang cukup. Namun waktu yang dibutuhkan untuk tidur siang hanya berkisar 25 atau 90 menit saja. Karena waktu tidur yang lebih lama atau lebih pendek akan menyebabkan kondisi perempuan semakin memburuk saat mereka terbangun.
Ini bukan pertama kalinya ilmuwan menyatakan bahwa perempuan membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dibandingkan dengan kaum pria.
"Salah satu fungsi tidur adalah untuk membiarkan otak memperbaiki fungsinya," ujar direktur Sleep Research Centre di Loughborough University, Profesor Jim Horne.
"Saat tidur korteks yang merupakan bagian dari otak yang bertanggung jawab pada pikiran, memori, dan bahasa, akan terlepas dari indra dan memasuki fase perbaikan," kata Horne.
Menurut Horne, semakin lama seseorang menggunakan otaknya, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi korteks. Konsekuensinya, waktu tidur yang dibutuhkan juga akan bertambah lama.
"Perempuan cenderung mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, sehingga perempuan menggunakan lebih banyak fungsi otak dibandingkan kaum pria," kata Horne. Oleh sebab itu, perempuan membutuhkan waktu tidur yang panjang.