REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anemia pada manusia perlu diwaspadai. Meski bukan penyakit, namun anemia bisa menjadi tanda seseorang mengidap suatu penyakit.
Saat ini, orang-orang yang mengalami anemia ada sekitar 4,5 miliar di seluruh dunia. Penderitanya terbanyak adalah anak-anak dan orang lanjut usia. Di Indonesia, menurut dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Nadia Ayu Mulansari, angka terbesar adalah perempuan usia produktif.
Di Indonesia, kata Nadia, data terbaru pada 2012, prevalensi anemia adalah 50 hingga 63 persen pada ibu hamil. Sedangkan usia lanjut adalah 50 persen, dan anak-anak 25 hingga 47 persen.
Sedangkan berdasarkan data Suvei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), ada 40 persen perempuan subur di Indonesia mengalami anemia.
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin (Hb) atau jumah eritrosit (sel darah merah) dalam darah kurang dari nilai normal. Penyebabnya bisa karena seseorang mengalami pendarahan serta menurunnya produksi sel darah merah.
Nadia mengatakan, anemia sebetulnya bukan penyalit. ''Tapi anemia adalah gejala suatu penyakit. Jika terjaid, harus dicai penyebabnya, jika anemia saja mudah. Tapi kalau anemia dan tidak ketahui penyebabnya meski sudah dicari,, maka seseorang itu pasti ada penyakit yang lebih berbahaya lagi,'' ujar Nadia, di Jakarta, Rabu (27/3).
Anemia bisa terjadi pada kelompok usia mana saja. Jika dia perempuan dengan Hb kurang dari 12, maka disebut anemia. Sedangkan laki-laki, disebut mengalami anemia jika Hb nya kurang dari 13.
Sementara pada anak-anak, jika usianya enam bulan hingga enam tahun, akan mengalami anemia jika Hb nya kurang dari 11. Sedangkan anak usia 6 hingga 14 tahun, disebut mengalami anemia jika Hb nya kuranng dari 12.