Jumat 12 Apr 2013 15:12 WIB

Pilih Kulit Sehat atau Kulit Putih?

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Endah Hapsari
Kulit sehat lebih penting daripada kulit putih
Foto: tescomagazine.com
Kulit sehat lebih penting daripada kulit putih

REPUBLIKA.CO.ID, Entah karena termakan iklan atau ada sebab lain, makin banyak saja perempuan yang berminat membuat kulit sawo matang khas Indonesia menjadi putih cemerlang bak orang Korea. Tak heran bila produk pemutih kulit laris manis di pasaran. Bahkan, aneka metode pemutih kulit pun bermunculan.

Menurut DR Listiyani DSKK,  belakangan muncul metode pemutihan baru. Caranya, adalah dengan injeksi di kulit wajah atau bagian lain yang ingin diputihkan. Padahal, menurutnya, cara ini juga kurang menguntungkan. ''Karena bahan yang disuntikkan itu sebetulnya adalah Vitamin C dosis tinggi,'' tambahnya.

Secara teori, pemutihan kulit bisa saja dilakukan dengan penipisan kulit. Misalnya dengan luar menggunakan bahan scrubbing dari bengkuang (secara tradisional) atau bahan kimia. Tapi kalau kulit tipis terus-terusan terpapar matahari, akibatnya akan berubah warna jadi merah atau bahkan terbakar. ''Yang terjadi kulit bukannya putih malah jadi seperti udang rebus,'' ujarnya. Proses pemutihannya pun, membutuhkan waktu selama beberapa bulan. ''Jadi kalau hanya satu dua minggu bisa berubah, pantas dipertanyakan zat apa yang dipakai,'' ujarnya.

Pemakaian pemutih yang benar adalah hanya pada kulit yang berubah warna akibat terpapar sinar matahari. Juga bagi wanita yang kulitnya berubah hitam akibat kehamilan (melasma, atau berubah warna karena kulit 'dipaksa' mengembang).Untuk yang ingin berkulit putih, Listiyani menyampaikan satu pesan, rajin-rajinlah membersihkan kulit dan hindari matahari. Selain itu, konsumsilah vitamin C dengan cukup.

Jika 'tergoda' untuk memakai krim pemutih, maka jangan membeli produk hanya atas saran iklan. Juga, jangan langsung membeli dalam kemasan besar. ''Cobalah sedikit di kulit anda, dan rasakan efeknya,'' ujarnya. Jika ternyata timbul merah-merah atau gatal, artinya kulit anda menolak produk tersebut. Listiyani juga meminta untuk mencermati kandungan krim pemutih itu. Selain itu, jangan gunakan satu produk pemutih secara terus-menerus. Menurutnya, proses pemutihan hanya dilakukan dengan 'alat' yang menempel di kulit. Pemakaian tanpa 'istirahat' dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang tidak menguntungkan.

Ia mencontohkan satu pasiennya yang kulitnya rusak akibat pemutih ini. selain berubah warna menjadi kemerahan, tak sejengkal pun wajah sang pasien yang bebas dari jerawat. Selidik punya selidik, ternyata dia terlalu 'bersemangat' memutihkan wajahnya karena tuntutan sang pacar. Lantas, ia telan mentah-mentah semua iklan di berbagai media. ''Jadi tidak hanya krim pemutih, tapi juga memakai sabun berpemutih, dan selalu di-scrubbing,'' ujarnya sambil geleng-geleng kepala. Siapa yang rugi kalau sudah begini. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja,” kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, ”Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,

(QS. Al-Mumtahanah ayat 4)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement