REPUBLIKA.CO.ID, Agar ada efek basah mengilat (glossy) di bibir, produsen lipstik menambahkan bahan yang terbuat dari wax (lilin). Bahan ini walaupun mirip lilin. Akan tetapi, menurut Auditor Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Drs Chilwan Pandji Apt MSc, ini aman karena terbuat dari rumah lebah yang bersumber dari binatang halal.
Dari uji laboratorium yang telah dilakukan, tidak selamanya bahan dasar lipstik terbuat dari lemak hewani. Kini, marak lipstik berasal dari bahan nabati berupa lemak cokelat serta buah tengkawang yang tumbuh di Kalimantan. Mutu lipstik berbahan dasar buah tersebut tidak kalah dengan produk impor. Beberapa produsen lipstik dengan menggunakan tengkawang bahkan telah menjual produk mereka ke mancanegara.
Titik kritis kedua bersumber dari fragrances atau aroma wangi-wangian yang ada di lipstik. Sumber tersebut diragukan, kata Pandji, karena untuk mencapai satu wewangian bisa melipatkan 20 hingga 30 bahan yang belum diketahui kehalalannya. Sedangkan, satu persatu komponen tersebut hanya bisa diketahui melalui uji kimia.
Titik kritis lainnya, pada lipstik yang memberi tambahan bahan pelembap. Bahannya berupa kolagen atau elastin kolagen yang berasal dari jaringan kulit hewan. Ada banyak pilihan hewan yang kolagennya bisa dijadikan bahan kosmetik. Umumnya kolagen dari sapi, kambing, serta babi. Kolagen yang banyak dipergunakan berasal dari babi. Ini karena kualitasnya dianggap bagus. Namun, sekali lagi, hal itu tidak bisa diterima oleh Muslimah. "Jangan tampil cantik dengan bahan yang haram," katanya.