Selasa 30 Apr 2013 12:08 WIB

Normalkah Tumbuh Kembang Bayi Anda? Cek Ini

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Bayi/ilustrasi
Foto: hdwpapers.com
Bayi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pakar Tumbuh Kembang Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Prof Dr Kusnandi Rusmil SpA(K) mengatakan, ada lima aspek dalam tubuh kembang bayi. Yakni, aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, dan sosialisasi. Kelima aspek ini akan berlangsung pada batasan umur tertentu. Bayi yang baru lahir, dia hanya bisa telentang dengan tangan yang mengepal. Seiring waktu, bayi akan membuka kepalan tanganya dan memperlihatkan jari-jarinya. Ketika disodori jari, bayi akan memegang jari tersebut.

Pada usia 0-2 bulan, bayipun hanya mampu menggerakkan kepala, kaki, dan tangannya. Baru memasuki usia tiga bulan, bayi mulai tengkurap, berguling ke kiri dan kanan. Pada usia enam bulan, bayi mulai belajar bicara kata-kata yang sering didengarnya seperti mama, papa, dan yang lainnya. Memasuki usia tujuh bulan, bayi sering mengangkat dan menurunkan bokong serta punggungnya. Menginjak delapan bulan, bayi mulai merangkak dan mengesot sepanjang lantai. ''Nah, di usia sembilan bulan, bayi mulai berdiri dan di bulan berikutnya dia akan belajar berjalan,'' ungkap Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jabar ini menjelaskan.

Mewaspadai pertanda Jika bayi tumbuh sesuai dengan teori, maka tumbuh kembang bayi dikatakan normal. Namun, jika lebih lambat dari teori, orangtua harus waspada. Sebab, tidak menutup kemungkinan tumbuh kembang bayi terhambat. Misalnya, jika usia 18 bulan bayi belum bisa berjalan, ada banyak kemungkinan. Yakni, terjadi kerusakan saraf pusat atau tekanan di kepala bayi terlalu tinggi atau ada pula kemungkinan gangguan pada motorik kasarnya. Motorik kasar berfungsi untuk memindahkan batang tubuh atau bagian dari aktivitas motor yang melibatkan keterampilan otot-otot besar seperti kemampuan anak tengkurap, duduk, dan berdiri.

Sedangkan motorik halus adalah koordinasi antara otok-otot kecil, seperti kemampuan mengambil sesuatu, itu membutuhkan koordinasi antara tangan dengan mata. Kusnandi menjelaskan, ada beberapa tanda yang berisiko tinggi memengaruhi tumbuh kembang bayi. Yakni, bayi yang terlambat menangis ketika dilahirkan karena kurangnya oksigen. Bagian otak bayi tersebut bisa rusak. Jika rusak, maka berpengaruh pada tumbuh kembang bayi. Tanda lain adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau bayi yang kekurangan nutrisi, bayi yang sering sakit. Bayi seperti ini berisiko juga mengalami keterlambatan tumbuh. Jika menemukan tanda tersebut bawalah si bayi ke dokter.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement