REPUBLIKA.CO.ID, Tidak perlu repot untuk mengetahui tumbuh kembang bayi Anda. Coba cek dengan cara berikut ini:
2 bulan Saat bermain dalam posisi telentang tidak menggerakkan tangan atau kakinya. Dalam posisi telentang tidak mengikuti atau tidak fokus terhadap wajah ibunya.
4 bulan Bila kepalanya disandarkan ke bahu saat digendong, bayi tidak dapat menegakkan kepala sampai tegak. Pada saat tengkurap, bayi belum dapat mengangkat kepalanya, mempertahankan posisi kepala di tengah, dan menyatukan kedua tangannya. Telapak tangannya masih menggenggam kuat, jarang membuka kaki atau tungkai terasa kaku. Matanya juling atau sulit mengikuti gerakan suatu benda. Matanya terus bergerak ke kiri dan kanan tanpa bisa fokus ke suatu benda.
6 bulan Tidak meraih dan mengambil mainan. Bila diberdirikan, tungkai melipat lemas seperti boneka atau sebaliknya kaku seperti kayu. Belum dapat duduk dengan bantuan. Kepala belum tegak di saat tengkurap.
9 bulan Belum duduk dengan tangan bebas. Belum tengkurap sendiri. belum memindahkan mainan dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
12 bulan Tidak dapat berpegangan. Tidak membenturkan dua benda yang dipegangnya.
15 bulan Belum dapat jongkok dari posisi berdiri. Belum berjalan sambil dititah satu tangan.
18 bulan Belum berjalan lepas.
Dr Hardiono Pusponegoro SpA(K) dari Divisi Neurologi, Departemen Kesehatan Anak FKUI/SUPN Cipto Mangunkusumo menjelaskan, pada bayi dan anak dikenal tonus atau kekenyalan otot. Bayi yang terlalu kaku disebut sebagai hipertonia, kira-kira seperti kayu. Sedangkan bayi yang terlalu lemas seperti boneka disebut hipotonia. Menurut dokter dari Divisi Neurologi, Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo ini dokter dan orangtua bisa menguji kekenyalan otot bayi.
Cara dokter menguji:
1. Pada posisi telantang, genggam telapak bayi lalu tarik sampai lehernya terangkat. Bayi umur tiga bulan yang normal sudah dapat mengangkat kepalanya. Pada bayi hipotonia, kepala terkulai ke belakang.
2. Pada posisi tengkurap, angkat (elevasi) dengan memegang pada perut dan dadanya. Pada bayi normal, ia dapat mengangkat lehernya. Bayi hipotonia kepalanya dan tungkai terkulai, sedang bayi hipertonia kadang menegangkan tubuh dan tungkainya seperti kayu.
3. Pegang ketiak bayi lalu diangkat. Bayi normal dapat menjepit dengan kedua lengannya, sedangkan bayi hipotonia tidak dapat. Selain tonus, bayi memperlihatkan refleks primitif, misalnya refleks isap, dan refleks Moro.
Cara orangtua menguji Saat telentang bayi dapat menggerakkan kedua tangan dan kakinya secara aktif. Bayi hipotonia lengan dan tungkainya terjulur lemas, sedangkan bayi hipertonia terlihat seperti kayu dengan posisi tungkai saling menyilang.