REPUBLIKA.CO.ID, Tiap jam, satu perempuan di Indonesia meninggal karena kanker serviks. Kanker yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) ini menyerang mulut rahim. Sebetulnya, penyakit ini bisa ditangkal dengan imunisasi. "Kenyataannya, belum banyak perempuan yang melindungi dirinya dengan vaksinasi HPV," kata dr Taufik Jamaan SpOG.
Hingga kini, masih sedikit perempuan Indonesia yang mendapatkan imunisasi kanker serviks. Faktor biaya diduga menjadi penghalang terbesar. Di Indonesia, ada dua jenis vaksin yang beredar, yakni gardasil dan cervarix. Keduanya dipasarkan dengan harga sekitar Rp 800 ribu.
Untuk mendapatkan perlindungan dari serangan HPV, tiap perempuan membutuhkan tiga kali suntikan dalam dalam rentang waktu enam bulan. Jarak antara suntikan pertama dan kedua berkisar antara satu hingga dua bulan. Sedangkan, suntikan terakhir diberikan pada bulan ke enam.
Taufik mengatakan, vaksin HPV sudah teruji keamanannya. Tidak ada alasan bagi perempuan takut untuk menjalankannya. “Vaksin ini aman disuntikkan ke dalam tubuh bahkan sejak perempuan masih berusia pra remaja.”
Imunisasi HPV sangat dianjurkan untuk perempuan berusia 12 hingga 55 tahun dan lebih diutamakan saat mereka belum menikah. Perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual mesti menjalani pap smear terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin HPV.
Dengan pap smear, dokter dapat memeriksa ke adaan sel cairan dinding rahim. “Sekitar dua pekan setelah pap smear, perempuan yang sudah menikah baru siap untuk diimunisasi, “ papar dokter yang belum lama ini meluncurkan seri buku kesehatan ibu dan anak ini.