Selasa 21 May 2013 11:17 WIB

Ibu, Hindari 'Hantu' Ini Selama Masa Kehamilan

Ibu hamil/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Ibu hamil/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu merupakan hasil dari sebuah proses panjang yang disebut kehamilan. Perjalanan kehamilan yang dimulai dari saat konsepsi hingga persalinan ini bisa saja berjalan mulus. Namun bisa pula terjadi sebaliknya. Semasa kehamilan bisa terjadi gangguan-gangguan, baik gangguan dari penyakit ibu, kehamilan dan dari janin sendiri.

Menurut Dr Victor E. Irwandi, DSA, dari RS Graha Medika, ada tidaknya gangguan yang menyertai proses kehamilan akan sangat berpengaruh terhadap sehat-tidaknya bayi yang dilahirkan. Infeksi, ujarnya, merupakan suatu penyakit yang masih sangat dominan di negara-negara berkembang. Salah satu kelompok penyakit infeksi yang menjadi momok wanita hamil, kata Victor, adalah TORCH, singkatan untuk Toksoplasma, Rubella, Cytoomegalovirus dan Herpes. 

Toksoplasmosis, ungkap Victor, adalah penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma Gondii, yaitu suatu parasit yang hidup pada kucing dan mamalia lain. ''Kucing yang tertular toksoplasma akan mengeluarkan tinja yang mengandung kista toksoplasma. Pada mamalia yang tertular infeksi ini, kista toksoplasma dapat ditemukan pada otot atau dagingnya,'' ungkapnya. 

Pada manusia yang terkena penyakit ini, ujar Victor, akan timbul gejala-gejala yang umumnya tidak dramatik, macam demam, lesu, timbulnya ruam kulit, membesarnya limpa dan kelenjar getah bening. ''Penularan toksoplasma pada ibu hamil ke janinnya dapat terjadi baik pada trimester kelahiran pertama, kedua maupun ketiga. Yang jelas beratnya penyakit pada janin yang terkena berbanding terbalik dengan umur kehamilan,'' ujarnya. 

''Toksoplasma gampang tertular pada manusia melalui makanan berupa daging setengah matang, sayur-sayuran yang tidak dicuci atau melalui binatang peliharaan, terutama kucing. Untuk menghindari penyakit ini, ya hindari saja kucing atau mengkonsumsi makanan-makanan itu,'' kata Victor. 

Dampak toksoplasma pada sebagian besar pada janin yang tertular penyakit itu umumnya tak akan tampak secara langsung begitu bayi itu dilahirkan, kata Victor. Pada sebagian kecil dari janin yang tertular akan langsung menunjukkan tanda-tanda khusus. 

''Mereka memiliki kelainan-kelainan seperti korioretinis (kelainan pada retina), hidrosefalus (kepala membesar), makrosefalus (kepala kecil), retardasi mental, kalsifikasi di dalam otak, warna kekuningan pada kulit, gangguan pendengaran, pembesaran hati/limpa dan kelenjar getah bening,'' ujarnya.

Rubella, kata Victor, adalah penyakit virus yang ringan, tapi bila menyerang wanita hamil akan berdampak fatal. ''Virus ini pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau cacat bawaan,'' ujarnya. Pencegahan penyakit ini hanya dapat dilakukan melalui pemberian vaksin rubella. ''Tapi ingat vaksin ini tak boleh diberikan pada wanita yang hamil dan bila diberikan pada wanita usia subur, wanita itu tak boleh hamil dalam waktu 3 bulan.''

''Gejala-gejala mereka yang terkena infeksi ini adalah demam dan lesu yang mendahului timbulnya ruam kulit, pembesaran kelenjar getah bening yang terasa nyeri di belakang telinga, kepala belakang dan leher. Namun pada sekitar 30 persen dari mereka yang terinfeksi oleh virus ini tak terdapat tanda-tanda yang dapat dideteksi secara klinis,'' jelasnya. 

Infeksi pada janin dapat terjadi selama periode kehamilan. ''Makin dini janin terkena, makin besar kemungkinan terjadi cacat bawaan (sindrom rubella kongenital). Cacat bawaan jarang terjadi bila infeksi terjadi setelah umur kehamilan mencapai 20 minggu,'' kata Victor. 

Bayi yang terkena sindrom ini, jelasnya, akan memiliki gejala-gejala macam gangguan pendengaran, penglihatan seperti katarak dan gangguan mata lainnya, cacat jantung bawaan, retardasi mental serta ruam kulit. 

Infeksi ketiga yang menjadi momok bagi kalangan ibu hamil, ungkap Victor, disebabkan oleh virus Herpes Simpleks. Gejala-gejala pada mereka yang terkena infeksi dengan virus herpes antara lain adalah demam, lesu, pegal linu, sakit kepala, mual dan muntah, jelasnya. ''Apabila infeksi primer terjadi pada trimester pertama, maka kemungkinan untuk terjadinya abortus, lahir mati atau prematuritas akan meningkat.'' 

Sedangkan cacat bawaan yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah mikrosefalus, kalsifikasi (penimbunan kalsium) dalam otak dan kerusakan otak yang tersebar. ''Risiko terbesar pada bayi terjadi bila ia harus melalui jalan lahir yang telah terinfeksi. Biasanya untuk menghindari hal ini dilakukan bedah caesar (seksio sesarea),'' ujar Victor. 

Penyakit keempat yang mengincar wanita hamil dan kandungannya adalah sitomegalovirus. Penyakit ini, ujar Victor, sebenarnya dapat menyebar kemana saja dan menyerang siapa saja. ''Pada orang dewasa, infeksi primer biasanya tanpa gejala. Cacat bawaan terjadi pada 30-40 persen bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena penyakit ini selama masa kehamilannya,'' ujarnya. 

Bila infeksi terjadi pada pertengahan pertama kehamilan, kata Victor, maka risiko janin terkena infeksi akan meningkat. Dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami sitomegalovirus, lebih kurang 10 persen akan memperlihatkan gejala waktu lahir, ujarnya. ''Gejala-gejalanya antara lain adalah pembesaran hati dan limpa, mikrosefali yang sering juga disertai kalsifikasi, gangguan penglihatan dan pendengaran, retardasi mental serta gangguan pada gigi.''

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement