Sabtu 25 May 2013 12:53 WIB

Bumil, Cegah Bayi Cacat dengan Asup Asam Folat

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ibu hamil mengonsumsi suplemen asam folat (ilustrasi)
Foto: womenhealthcaretopics.com
Ibu hamil mengonsumsi suplemen asam folat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Untuk mencegah kecacatan pada bayi yang dilahirkan, para ibu hamil harus mengonsumsi asam folat.

''Asam folat itu hal yang sangat penting untuk mencegah kecacatan saat kelahiran seperti tuna rungu, tuna grahita, tuna netra, dan lain-lain,''kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo pada Republika.

Pemberian asam folat untuk ibu hamil di Kabupaten Kulonprogo menjadi gerakan wajib dan bahkan sebelum hamil asam folat sudah harus diberikan.

"Asam folat tersebut diberikan secara gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Wates," lata Hasto.

Sebelumnya di ROL diberitakan  bahwa sejak dua tahun belakangan ini  kasus  tuna rungu yang datang ke poli terapi wicara RSUP Dr Sardjito berasal  Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo melonjak drastis.

''Setiap harinya dari  sekitar 7-8 pasien  kasus tuna rungu  yang datang ke RSUP Dr Sardjito, sekitar 4-5 pasien diantaranya berasal dari kedua kabupaten tersebut. Sedangkan sebelumnya paling cuma satu sampai dua pasien per hari,''kata Koordinator Pelayanan Terapi Wicara  Euis Helmi Himia Rosa, di Ruang Pertemuan Instalasi Rehabilitasi  Medik RSUP Dr Sardjito .

Oleh karena itu, kata Hasto menambahkan,  di Kulonprogo selain gencar dilakukan sosialisasi tentng pentingnya asam folat pada ibu hamil, juga ada penambahan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obsgin) yang dalam waktu dekat ada tiga dokter spesialis obsgin serta pelayanan pada saat persalinan tidak terlambat.

Sebagaimana diketahui asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, untuk mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects/NTDs) pada bayi.

Dengan mengonsumsi asam folat yang cukup pada masa sebelum dan selama kehamilan (sebanyak 0.4-0.8 mg perhari), resikonya dapat diturunkan sampai dengan 80 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement