REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli anak Fisher-Price Carrie Lupoli menyebut, mainan bisa memengaruhi perkembangan kecerdasan dan karakter anak.
"Menggunakan mainan dalam bermain memudahkan anak untuk berinteraksi, bersosialisasi dan membentuk karakter," kata Lupoli di Jakarta, Jumat (14/6).
Mainan juga disebutnya dapat melatih kognitif dan emosi anak. "Sangat berbeda antara hanya diperlihatkan gambar apel dengan diberi apel. Sehingga anak bisa melihat, mendengar dan meraba bentuknya," kata dia.
Berdasarkan penelitian, lanjutnya, ada perbedaan mencolok antara siswa yang lulus dan drop out. Yaitu pada proses belajar dan bermain ketika mereka berusia empat tahun.
Dia menegaskan, berinteraksi dengan orang dewasa saat mereka tengah giat bermain dan menyelidiki mainan adalah proses terbaik untuk anak.
"Kedekatan hubungan akan menjamin berbagai keberhasilan jangka panjang dalam belajar. Termasuk membangun hubungan serta keterampilan hidup sehari-hari," katanya.
Sedangkan psikolog anak Vera Itabiliana menjelaskan usia 0-5 tahun adalah masa emas anak untuk menyerap nilai, norma dan pelajaran.
"Dunia anak itu dunia main. Setiap hari main, tapi harus ada nilai plusnya. Ketika bermain itu kan senang, kalau senang akan banyak pelajaran yang terserap dari pada kalau lagi bete (suasana hati tidak menyengkan)," katanya.
Vera mengimbau orang tua ikut berpartisipasi dalam permainan anak, bukan hanya menyediakannya. "Meski mainannya bagus, kalau interaksinya tidak seru, anak akan meninggalkan," katanya.