REPUBLIKA.CO.ID, Berbeda dengan wanita, pria sebenarnya tidak mengalami sesuatu yang berhenti pada usia pertengahan. Produksi sperma terus berlangsung walaupun telah mengalami penurunan secara perlahan. Namun, sekitar lima persen pria pada usia enampuluhan mengalami andropause. Andropause ditandai dengan keluhan kelelahan, hilangnya selera makan, hilangnya dorongan seksual disertai dengan hilangnya potensi seksual, mudah tersinggung, dan terganggunya daya konsentrasi.
Di antara banyak keluhan yang muncul di usia pertengahan, disfungsi (gangguan fungsi) seksual merupakan keluhan yang cukup sering terdengar sekaligus paling mencemaskan si penderita. Adapun disfungsi seksual yang sering terjadi pada usia pertengahan adalah gangguan dorongan seksual pada pria dan wanita, disfungsi ereksi pada pria, dan dispareunia pada wanita.
Banyak hal yang bisa menyebabkan hilangnya gairah seksual, di antaranya kejemuan terhadap pasangan, hilangnya daya tarik pasangan, adanya beban mental, kelelahan, dan beberapa penyakit yang mengakibatkan menurunnya hormon testosteron.
Sementara disfungsi ereksi pada pria dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis. Pada faktor fisik, hal ini dipicu oleh matinya sel-sel otot polos pada pembuluh darah. Kondisi ini bisa makin parah bila terdapat riwayat penyakit ataupun gangguan lain yang berpengaruh terhadap fungsi ereksi, misalnya penyakit kencing manis, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Sedangkan masalah psikologis bisa berupa kejenuhan dalam berhubungan seksual dengan pasangannya. Sedangkan dispareunia adalah rasa sakit yang dialami oleh wanita saat melakukan hubungan seksual pada usia pertengahan.
Hal ini disebabkan karena lapisan epitel vagina menipis dan berkurangnya reaksi perlendiran vagina ketika mengalami reaksi seksual. Menurut seksolog, Prof Dr Wimpie Pangkahila, berbagai keluhan dan gangguan di usia pertengahan ini memang kerap membuat cemas para pria dan wanita. ''Hal ini harus ditindaklanjuti dengan bijak sehingga kehidupan seksual dapat kembali berjalan dengan harmonis.''