REPUBLIKA.CO.ID, Agar anak terhindar dari ancaman obesitas, menurut Ketua II Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Aman Bhakti Pulungan, ada beberapa tips sederhana bagi orang tua untuk mengontrol perilaku makan dan aktivitas anak. Tips ini dirumuskan menjadi 5-2-1-0. Yakni, anak disarankan makan buah dan sayur minimal lima kali sehari. Kemudian, anak tidak boleh duduk diam untuk nonton TV atau main game lebih dari dua jam.
Anak juga harus aktif melakukan aktivitas minimal satu jam setiap hari. Selain itu, dalam seminggu minimal anak juga harus melakukan aktivitas cukup berat seperti berolahraga sebanyak tiga kali selama 20 menit. “Perhatikan juga asupan susu anak, pilih yang tanpa mengandung gula tambahan agar tidak menambah asupan gula yang sebenarnya sudah tercukupi dari makanan,” tegas Prof Aman.
Spesialis gizi klinis Universitas Indonesia, Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK menyadari jika banyak orang tua yang menginginkan anaknya gemuk karena terlihat sehat dan menggemaskan. Padahal, pemikiran tersebut harus dikaji ulang karena kegemukan bukan tolak ukur kesehatan, justru kondisi itu mengundang banyak penyakit.
Seorang anak dianggap sehat jika berat badannya tidak melebihi kurva pertumbuhan sesuai usianya. “Sekarang ini adalah zaman obesogenik, di mana banyak pilihan makanan, namun susah dikeluarkan berupa energi sehingga banyak disimpan berupa lemak yang menyebabkan penyakit,” ujarnya.
Kini, saatnya mengubah kebiasaan makan yang buruk dengan beralih mengudap buah-buahan segar sebagai makanan ringan. Meski pada kenyataannya, sebagian besar anak-anak bakal memilih minuman manis daripada buah segar atau air putih, dr Fiastuti yakin, anak bisa meniru perilaku orang tua yang sehat pula. Sejak awal, sebaiknya anak tidak perlu diperkenalkan rasa manis karena nanti jika sudah besar ia akan kenal dengan sendirinya. “Sebaiknya berikan anak buah yang banyak mengandung air,” katanya.
Sering kali anak atau orang tua malas makan buah karena dinilai tidak praktis dan harus menyediakan beberapa jenis. Alternatifnya bisa mengonsumsi buah kiwi yang mempunyai kandungan vitamin C dua kali lebih tinggi dari jeruk dan lima kali lebih tinggi dari apel namun memiliki indeks glikemik yang rendah. Makin rendah indeks glikemik, penyerapan gula ke dalam tubuh semakin lambat. Sehingga, bisa mencegah serangan diabetes. Konsumsi terbaik buah-buahan adalah dalam bentuk potongan yang langsung dimakan untuk mendapatkan betakarotennya. “Buah kiwi yang memenuhi persyaratan itu,” imbuh dr Fiastuti.
Salah satu kalangan masyarakat yang peduli pada fakta buruk di atas tadi adalah Zespri Indonesia. Melalui kampanye Feel the Difference, mereka mengajak masyarakat merasakan manfaat mengonsumsi buah kiwi secara teratur. “Kita juga mengajak agar masyarakat mengetahui perbedaan manfaat buah kiwi dengan buah lainnya untuk daya tahan tubuh dan pencernaan,” tutur Market Development Manager Zespri Indonesia Yuyuh Sukmana.