REPUBLIKA.CO.ID, Kanker. Setiap kali mendengar jenis penyakit yang satu ini, kengerian selalu muncul. Kebanyakan orang bahkan menganggap, kanker tak ubahnya lonceng kematian. Faktanya, tak selalu begitu. Bila ditemukan pada stadium dini, kanker pun bisa disembuhkan. Hanya saja, sebagian besar kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga upaya penyembuhan menjadi sulit. Dalam keadaan seperti ini, penderita kerap kali tak tertolong.
Siapapun tentu tak ingin terkena penyakit ganas ini, bukan? Sejatinya, ada cara mudah dan murah untuk menangkal kanker, yakni dengan menerapkan pola makan sehat.
Kelihatannya memang sederhana. Namun, di balik kesederhanaan ini, terkandung manfaat yang sangat besar. Berbagai studi menunjukkan, zat-zat gizi dan zat-zat bioaktif dalam makanan kita sehari-hari dapat mencegah kanker, menghambat perjalanan keganasannya serta menghalangi kekambuhannya. Pada saat yang sama, ada juga bagian dari bahan pangan yang bersifat memicu kanker (karsinogenik) dan karenanya harus dihindari. Di sinilah pengaturan makanan (diet) menjadi penting.
Seperti dikatakan Prof Dr dr Endang Purwaningsih MPh SpGK dari Bagian Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, diet dan zat gizi memegang peran penting dalam mencegah berbagai penyakit termasuk kanker. Kajian epidemiologi menunjukkan, lebih dari sepertiga kanker secara potensial dapat dicegah dengan memodifikasi diet.
Diet tinggi fitosterol misalnya, diyakini bermanfaat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah, mencegah penyakit jantung, juga menurunkan risiko kanker payudara dan usus besar. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang memiliki fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia. Fitosterol terkandung pada bahan-bahan nabati seperti minyak nabati, sereal, sayuran dan buah-buahan.
Saat ini, kata Endang, makin banyak temuan di bidang ilmu gizi yang menunjukkan potensi bahan pangan maupun herbal sebagai pro atau anti karsinogenik. Isotiosianat pada brokoli dan kol dilaporkan dapat menghambat aktivitas metabolisme berbagai zat yang dapat memicu kanker (karsinogen). ''Saponin pada ginseng dan kedelai juga memiliki aktivitas antimutagenik dan antikarsinogenik,'' kata Endang.
Kunci utama diet pencegahan kanker adalah diversifikasi pangan, khususnya asupan sayur, buah dan serealia. Sebagai pedoman untuk mengatur makanan yang kita asup sehari-hari, Endang memperkenalkan piramid pedoman makan. Menurut dia, ini merupakan model visual tentang pedoman diet sehat yang berisi keberagaman pangan dan proporsi harian yang diperlukan. Dikaitkan dengan diet pencegahan kanker, pedoman ini dijabarkan sebagai pembatasan lemak dan menggantinya dengan bahan pangan kaya karbohidrat kompleks, mengonsumsi sayur dan buah segar secara ekstensif dengan memerhatikan tingkat kejenuhan lemak serta kandungan serat dari makanan.