Kamis 01 Aug 2013 11:29 WIB

3 Kesalahan Wanita Karier pada Anaknya

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Ibu dan wanita karier/ilustrasi
Foto: straighterline.com
Ibu dan wanita karier/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut pakar parenting Wita Mulyani MPsi, ada tiga kekeliruan besar para ibu pekerja yang sering dilakukan kepada anaknya, yakni:

 

1. Komunikasi yang buruk

Niatnya ibu ingin menjalin komunikasi dengan anak, tapi malah membuat anak bête. Bagaimana tidak bête ketika ibunya telepon penuh dengan instruksi. Nak, nanti pulang sekolah ganti baju, makan, tidur siang, kerjakan PR. Tutup telepon.

Kesempatan berbicara dengan anak tidak lama, makanya isi pembicaraannya lebih berkualitas. Pembicaraan yang berkualitas, yaitu menanyakan bagaimana perasaan si anak hari ini. Tadi senang tidak di sekolah? Teman-temannya bagaimana? Cerita-cerita yang ringan. Bagi ibu yang sudah memiliki anak remaja, biarkan mereka curhat mengungkapkan perasaannya. Ibu mendengarkan apa yang disampaikan si anak. Hindari menghakimi si anak, tetapi beri kesempatan mengungkapkan alasannya.

 

2. Selami minat anak

Tidak sedikit anak yang ingin cepat kelar ketika ditelepon ibunya. Alasannya, pembicaraan dengan ibu tidak menarik, tidak nyambung. Oleh karena itu, kata Wita, minimal ibu mengetahui minat si anak atau menunjukkan ingin tahu apa yang disukai si anak sehingga anak antusias ketika berbicara. Misalkan, tadi pertandingan bola siapa yang menang? Berapa angkanya, siapa yang mengegolkan? Anak pun menjadi interest ketika ibunya mau mengetahui kesukaannya.

 

3. Memenuhi semua kebutuhan anak

Pelampiasan ibu yang merasa bersalah tidak ada waktu bersama anak, di antaranya dengan memenuhi segala keinginan anaknya. "Yang anak butuhkan perhatian, sentuhan, kedekatan yang tidak bisa tergantikan dengan memberikan benda-benda,'' paparnya. Dampaknya, anak menjadi manja dan harus dipenuhi setiap ingin sesuatu. Tidak mau usaha, ingin serbainstan. Makanya, anak-anak sekarang daya juangnya kurang. Emosinya cepat lemah. Ketika masuk ke dunia nyata, level expression lebih rendah, cepat panik, dan emosian. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement