REPUBLIKA.CO.ID, Cara perawatan bayi kuning tergantung penyebabnya. Pada icterus fisiologis biasanya akan hilang spontan setelah kemampuan minum bayi sempurna dan dapat memenuhi kebutuhannya. Bila kadar bilirubin si bayi terlalu tinggi sebelum minggu pertama kelahirannya (lebih dari 12 mg/dl), maka diperlukan perawatan di rumah sakit.
Perawatan yang dilakukan adalah dengan memberikan minum lebih dari cukup dan melakukan fototerapi. Kata dr Toto Wisnu Hendrarto, SpA, spesialis anak dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, fototerapi dilakukan untuk mengubah bilirubin indirek melalui proses isomerisasi menjadi bentuk yang lebih larut dalam air (fotobilirubin). Proses fototerapi dapat dilakukan dengan sinar matahari pagi, tetapi hanya bila kadar bilirubin indirek dalam aliran darah tidak terlalu tinggi (kurang dari 12 mg/dl).
Sementara untuk bayi dengan icterus fisiologis yang kadar bilirubin-nya kurang dari 12 mg/dl bisa dirawat di rumah dengan cara memenuhi kecukupan minumnya. ''Dengan begitu proses transportasi bilirubin indirek dapat terjaga dengan baik.'' Pemberian ASI atau PASI (pengganti ASI) yang cukup juga akan merangsang kapasitas kerja sel hati menjadi lebih baik sehingga proses pembuangan bilirubin indirek di dalam tubuh berlangsung optimal.
Pada perawatan di rumah ini, proses fototerapi juga tetap dilakukan. Caranya adalah dengan menjemur bayi secara telanjang pada sinar matahari pagi, rata-rata setengah jam. Dan waktu terbaik untuk menjemur bayi kuning yaitu antara pukul 07.30 - 08.30. ''Tapi ingat, sinar matahari tidak boleh langsung mengarah pada mata bayi,'' tegas Toto.
Walau perawatannya tampak tidak terlalu rumit, namun para orang tua sebaiknya tidak menyepelekan soal bayi kuning ini. Sebaliknya, segeralah ke dokter atau rumah sakit jika bayinya menjadi kuning. Di tangan dokter, akan diketahui apa penyebab warna kuning itu serta bagaimana perawatan terbaiknya.
Menurut Toto, bayi kuning yang tidak dirawat dengan baik bisa berakibat meningkatnya kadar bilirubin indirek secara cepat mencapai batas ambang sawar otak (kadar bilirubin lebih dari 20 mg/dl). Dan bila kadar bilirubin bayi mencapai taraf itu maka akan timbul apa yang disebut kern icterus atau bilirubin encephalopaty (kerusakan sel-sel otak yang bersifat menetap), bahkan bisa juga menyebabkan kematian.
Konsekuensi kelainan tersebut pada pemantauan jangka panjang adalah timbulnya retardasi (keterbelakangan) mental, kelumpuhan, hingga gangguan pendengaran nada tinggi sampai tuli. ''Dan perawatan yang harus dilakukan pada bayi tersebut adalah tranfusi tukar untuk membuang bilirubin indirek yang berlebihan tersebut,'' demikian Toto.