REPUBLIKA.CO.ID, Keputihan ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina dan bukan berupa darah haid. Cairannya berwarna bening, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal di kulit. "Keputihan sering terjadi sebelum atau sesudah perempuan mengalami haid," jelas dr Dewi Inong Irana SpKK
Stres juga dapat memicu keputihan. Hal ini normal selama terjadinya tidak terus-menerus. Lain halnya jika keputihan muncul secara konsiten. Bisa jadi ada penyakit serius yang menyergap penderitanya. "Keputihan bisa jadi gejala kanker serviks stadium lanjut," kata Inong.
Keputihan antara lain disebabkan oleh infeksi, virus, jamur, dan perkembangbiakan parasit yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Ketika mengalami keputihan, ada empat hal yang perlu diperhatikan lebih rinci.
1. Jumlah cairan yang keluar dari vagina.
Waspadai jika cairan sangat banyak, sampai-sampai membuat celana dalam kita menjadi basah.
2. Jangan remehkan keluarnya cairan yang berlangsung terus-menerus.
Meskipun belum dipastikan sebagai indikasi penyakit, sebaiknya penderita mulai waspada. "Keputihan akibat hormonal umumnya berhenti sendiri dan tidak berlangsung setiap hari," papar Inong.
3. Telitilah warna cairan yang keluar dari kelamin.
Lampu kuning jika cairan tersebut warnanya kuning pucat, hijau, atau mungkin abu-abu. Keempat, perhatikan jika cairannya menggumpal, terasa lengket, dan berbau. "Bahaya jika sudah terasa gatal, bau amis, dan menyebabkan nyeri di kulit," ujar Inong. Jika mengalami sedikitnya dua gejala tersebut, penderita harus berkonsultasi ke dokter. Penyebaran bibit penyakit bisa terjadi akibat penundaan ini.
4. Hindari juga memasukkan beragam obat ke dalam kelamin karena belum terjamin efek penyembuhannya.
Jangan pula tergoda untuk mencoba mengobati keputihan seorang diri. Penggunaan sabun antiseptik tidak dibutuhkan perempuan yang belum menikah, dalam artian belum pernah berhubungan seks. Produk ini juga bukanlah obat penghilang keputihan. "Sabun antiseptik fungsinya membersihkan permukaan luar, jangan sampai masuk ke dalam vagina," ucap Inong.