REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana memilih permen untuk si kecil? Menurut drg Firman Djojo, dokter gigi yang membuka praktik di Megamal Pluit, sejauh permen itu mengandung zat-zat yang tidak berbahaya -- terutama dalam pemakaian pewarna, perasa, dan kemasan -- maka aman dikonsumsi anak.
Permen berbahan susu dan es krim bahkan bisa sedikit membantu menambah asupan gizi bila anak kurang suka susu.
Selain itu, batasi jumlahnya agar jangan terlalu banyak. ''Orangtua harus mempunyai trik tertentu, misalnya mengajak anak membatasi sendiri berapa jumlah maksimal permen yang akan dikonsumsi,'' timpal Kak Seto, psikolog yang hadir dalam diskusi itu.
Waktu pemberian permen pun harus diperhatikan. Upayakan agar anak tidak mengonsumsi permen sebelum dia makan. ''Jangan sampai nafsu makannya hilang karena sudah keenakan makan permen,'' kata Firman.
Setelah makan permen, usahakan anak menyantap makanan selingan, utamanya buah-buahan. Bahan makanan ini akan 'mencuci' mulut dan membersihkannya dari sisa-sisa gula permen. makanan selingan lain setelah makan permen adalah crackers, kripik kentang, atau roti tak berpemanis. ''Bisa juga sehabis makan permen anak diminta minum dan kumur-kumur air putih,'' tambahnya.
Mengenai jenis permen, menurut Firman, tak ada bedanya antara permen keras dan permen lunak. Yang mempengaruhi kesehatan gigi, katanya, bukan jenis permennya, tapi lamanya kontak antara permen dengan gigi. Semakin lama keberadaan permen di dalam mulut, maka semakin besar risiko gigi bolong pada anak.
Menurutnya, batas maksimal kontak antara gigi anak dengan permen adalah 30 menit. Artinya, jika anak sudah mengulum permen lebih dari batas waktu itu, mintalah dia untuk mengeluarkan permen dan berkumur. ''Semakin singkat kontak antara gigi dengan permen semakin bagus, selain itu, yakinkan tak ada remah permen yang menempel di permukaan gigi,'' tambahnya.