REPUBLIKA.CO.ID, Orang yang memiliki masalah ketombe kerap direpotkan dengan ketombe yang mengotori pakaian mereka. Belum lagi rasa gatal yang membuat keinginana untuk terus menggaruk kepala. "Padahal menggaruk kepala secara berlebihan harus dihindari jika mengalami ketombe," papar dokter spesialis kulit, Dr. Indrawati Wijaya SpKK.
Dia menjelaskan, kasus ketombe dapat disembuhkan dengan shampo khusus atau pengobatan. Sebagian dokter tidak memasukkan ketombe ke dalam penyakit kulit kepala. Tapi, masalah ini tetap mengganggu apalagi secara sosial.
Indrawati menambahkan garukan pada kulit bagian manapun dapat merusak struktur kulit. Bahkan tidak jarang menimbulkan luka atau lecet. Dampaknya bisa berisiko lebih jauh lagi seperti menyebabkan kulit terinfeksi oleh bakteri, virus atau mikroba lain.
Namun ketombe juga bisa menjadi indikasi dermatitis seboroik. Penyakit itu merupakan peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, dan alis mata. Ada beberapa pendapat mengenai macam faktor penyebabnya meskipun belum ada kesepakatan di antara para pakar. Faktor itu antara lain seperti faktor hormonal, infeksi jamur, kekurangan nutrisi, dan faktor neurogenik.
Gangguan tersebut bisa berakibat pada kebotakan rambut. Biasanya disertai peradangan atau inflamasi. Kulit kepala juga bisa mengalami gangguan kulit yang sama seperti kulit lain seperti infeksi bakteri yang berujung bisul. "Ada pula jerawat yang muncul pada kulit kepala," jelas Indrawati.
Untuk mencegahnya, maka perlu perawatan kulit. Caranya dengan menjaga kebersihan kepala. Merawat kulit kepala juga berarti di dalamnya perawatan rambut. Keduanya tidak bisa begitu saja dipisahkan. Hal dasar yang bisa dilakukan untuk merawat kulit kepala adalah keramas. Intensitas keramas bagi setiap orang berbeda.
Frekuensinya sangat ditentukan jenis kulit kepala setiap orang. "Semakin berminyak kulit kepala seseorang maka disarankan semakin sering keramas. Jenis shampo yang digunakan juga haruslah sesuai," ujar Indrawati.