REPUBLIKA.CO.ID, Menurut dr Sadoso Sumosardjuno, SpKO, belum ada acuan baku olahraga apa saja yang aman bagi anak. ''Karena, itu masih membutuhkan riset lebih jauh,'' katanya. Sebagai pegangan awal, dokter spesialis kesehatan olahraga ini memberi perkiraan kemampuan fisik anak yang disesuaikan dengan umurnya.
* Usia 1-2 tahun.
Olahraga bagi balita lebih tepat bukan disebut sebagai olahraga dalam makna sebenarnya. Balita hanya diperkenalkan dengan aktivitas fisik supaya ia terampil dalam melakukan aktivitas tersebut. Pada usia ini, balita mulai belajar duduk, berjalan dan sebagainya. Renang bagus diperkenalkan untuk anak usia ini karena akan menciptakan insting yang kuat untuk bisa mengambang. ''Memang, butuh pengawasan ketat untuk keselamatan bayi,'' tambah Sadoso.
* Usia 2-5 tahun
Anak sudah bisa melakukan aktivitas menendang, melempar, melompat, dan menangkap. Untuk itu, aktivitas fisik sebaiknya mulai dilatih untuk menyeimbangkan fungsi koordinasi alat geraknya.
* Usia 5-8 tahun
Anak-anak mulai bisa diperkenalkan dengan kegiatan olahraga yang sesungguhnya termasuk latihan fisik dalam suasana bermain bersama teman sebaya. Fungsinya, untuk meningkatkan kebugaran, dan membiasakan anak bermain dalam tim. Suasana bermain yang menyenangkan seharusnya diciptakan agar anak suka pada aktivitas olah raga.
* Usia 9-10 tahun
Anak mulai diajari bagaimana bermain secara sportif baik secara individu maupun dalam tim. Ia mulai diperkenalkan pada aturan main. Di sini anak butuh sosok sebagai 'kiblat' karena ia sedang dalam proses pembentukan mental. Orang tua adalah orang yang paling cocok untuk hal ini. Mau tak mau, mereka harus menyediakan waktu bagi anak-anaknya.
* Usia 10-14 tahun
Ini saat yang tepat untuk mengarahkan anak. Bila terbukti ia memiliki bakat di bidang olahraga tertentu sudah bisa dipastikan bidang itu disukainya. ''Bila mendapat latihan yang tepat, anak seharusnya menjadi juara,''jelasnya. Selain umur anak dan kematangan mental-fisiknya, Sadoso juga mengajak orang tua untuk memperhitungkan faktor lain untuk mengikutkan anak berlatih olah raga tertentu.
Faktor-faktor itu adalah:
- kesenangan anak.
- ukuran badan anak. Misalnya, anak bertubuh pendek tak pas diarahkan di cabang voli, anak tinggi sebaiknya bisa ke basket.
- suasana keluarga yang mendukung. Orang tua harus tetap mengontrol keseimbangan jadwal aktivitas anak, agar tidak terjadi enggan belajar atau tiba gilirannya belajar ia kehilangan energi dan mengantuk.
- kemampuan ekonomi keluarga.