Senin 30 Sep 2013 14:18 WIB

Hati-hati Bersihkan Telinga Anak, Ini Alasannya

Telinga anak/ilustrasi
Foto: hearos.com
Telinga anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya mempunyai anak balita berusia 1 tahun. Seminggu yang lalu ia tiba-tiba demam dan terus menangis sambil menarik-narik telinganya. Saya membawanya ke dokter, dikatakan oleh dokter ada infeksi di telinganya. Menurut dokter, ini karena saya suka membersihkan telinga anak saya dengan cotton bud. Dokter menyarankan jika saya ingin membersihkan liang telinga anak saya maka harus dibawa ke dokter.

Apakah memang kita sama sekali tidak boleh membersihkan sendiri telinga anak? Jika saya harus ke dokter setiap kali membersihkan telinganya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit hanya untuk membersihkan telinga saja. 

Wasalamulaikum wr.wb.

Jawab:

Assalamu'alaikum wr.wb.

Kejadian seperti itu memang cukup sering terjadi. Orangtua memang cenderung ingin menjaga kebersihan anaknya sehingga liang telinga yang sempit itu juga tidak luput dari sasaran. Namun, jika cara membersihkannya tidak benar dan kurang hati-hati maka dapat menimbulkan masalah. Untuk diketahui, telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga. Antara telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh suatu selaput tipis yang disebut gendang telinga. Telinga tengah terdiri dari tulang-tulang pendengaran. Telinga dalam terdiri dari saraf-saraf pendengaran dan alat keseimbangan.

Liang telinga biasanya berbentuk huruf S. Bentuk yang berlekuk ini berguna untuk menghalangi kotoran masuk ke liang telinga bagian dalam. Untuk menghalangi debu dan kotoran masuk selain bentuknya maka pada 1/3 bagian luar liang telinga terdapat rambut-rambut halus dan kelenjar minyak yang memproduksi minyak yang biasa disebut serumen.

Serumen beserta kotoran yang ditangkapnya secara normal akan keluar sedikit demi sedikit dari liang telinga dengan gerakan rahang sewaktu mengunyah. Jadi, tanpa dibersihkan pun sebenarnya serumen akan keluar sendiri. Jika membersihkannya tidak benar, serumen malah dapat terdorong ke dalam kemudian mengeras sehingga menyumbat liang telinga dan pendengaran terganggu. Terlalu '`semangat'' membersihkan juga dapat menyebabkan kulit liang telinga terluka sehingga mudah terjadi infeksi. Jika terlalu sering membersihkan liang telinga juga malah dapat merangsang kelenjar minyak untuk berproduksi.

Balita memang dianjurkan kontrol teratur ke dokter ahli THT. Untuk membersihkan telinga anak boleh saja dilakukan sendiri, tetapi harus benar caranya dan ada batasan-batasannya. Yang dibersihkan cukup daun telinganya dengan kapas atau kain lembut, untuk membersihkan lelehan serumen dari liang telinga.

Liang telinga boleh saja dibersihkan dengan kapas bertangkai atau cotton bud, hanya jangan terlalu dalam, jangan lebih dari 1 cm. Pilih cotton bud yang juga mempunyai pengait pada salah satu ujungnya. Amati liang telinganya dengan diterangi cahaya. Jika memang serumennya terlalu banyak ibu dapat membersihkannya, namun ingat, sebatas yang bisa terlihat saja. Kaitlah serumen yang besar dengan pengait pada cotton bud kemudian sisanya dibersihkan dengan kapas di ujung lain cotton bud dengan gerakan memutar, jangan mendorong.

Jika sudah agak besar, anak dapat diajari membersihkan daun telinganya sendiri, namun jangan dibiarkan memegang cotton bud sendiri. Sering terjadi gendang telinga terluka karena anak mengorek terlalu dalam. Hati-hati pula jika anak batuk saat telinganya dibersihkan. Di dalam liang telinga terdapat saraf vagus, sehingga saat membersihkan telinga terlalu dalam saraf tersebut terangsang. Batuk merupakan refleks yang paling ringan. Jika terjadi refleks yang berat anak dapat sampai pingsan.

Jika terjadi penyumbatan oleh serumen yang mengeras, jangan dikorek-korek sendiri karena bisa menyebabkan luka. Apalagi jika sampai gendang telinga teriritasi dan terjadi infeksi telinga tengah. Jika semakin memburuk gendang telinga dapat bolong dan nanah mengalir dari telinga tengah ke luar yang sering kita sebut `'congek''.

sumber : Rubrik konsultasi Dr Zubairi Djoerban
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement