Senin 07 Oct 2013 10:08 WIB

Begini Akibatnya Bila Perempuan Gemuk Jalani Operasi Caesar

Jagalah berat badan saat hamil agar tidak kegemukan/ilustrasi
Foto: drugsdb.com
Jagalah berat badan saat hamil agar tidak kegemukan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Perempuan yang mengalami obesitas cenderung lebih lama berada di meja operasi caesar. Kenyataan itu sebetulnya bukan hal yang buruk. “Bisa jadi dokter yang menangani memberikan kehati-hatian ekstra agar tak merusak jaringan tubuh pasiennya,” kata peneliti utama, dr Shayna Conner, seperti dikutip Reuters Health.

Di lain sisi, kondisi itu bisa jadi tidak meng untungkan. Misalnya, pada kasus bayi yang mengalami kegawatan. “Proses operasi cae sar yang berjalan lambat berpotensi menimbulkan komplikasi,” tutur dokter dari Wa shington University School of Medicine, St Louis, Missouri, Amerika Serikat. Anastesi yang dipakai dalam operasi caesar dapat memengaruhi tekanan darah. Penurunan tekanan darah saat persalinan dengan operasi caesar bisa berimbas pada degup jantung bayi. “Degup jantungnya akan melemah,” papar Conner.

Kesimpulan tersebut Conner dapatkan setelah meneliti dokumen medis di salah satu rumah sakit sepanjang tahun 2004 hingga 2008. Bersama rekannya, ia mengelompokkan pasien menjadi empat grup berdasarkan indeks massa tubuhnya (IMT) saat melahirkan. Mereka yang rasio berat dan tingginya mencapai 30 atau lebih tergolong obesitas.

Berdasarkan dokumen tersebut, Conner memantau perempuan dengan IMT di bawah 30 menjalani masa pembedahan hingga persalinan rata-rata 9,4 menit. Pada pasien dengan IMT antara 30 sampai 40, waktunya 11 menit. Lantas, pasien ber-IMT 40 hingga 50 prosesnya 13 menit. Sementara itu, American Journal of Obstetrics and Gynecologymelansir perempuan yang IMT-nya lebih dari 50, bisa 16 menit di meja operasi. “Tambahan tujuh menit dari pembedahan sampai persalinan dapat memicu komplikasi yang membahayakan bayi,” jelas Conner.

Saat perempuan mengalami IMT lebih dari 40, persalin annya akan semakin rumit. Keasaman darah di tali pusat bayinya lebih tinggi ketimbang bayi dengan ibu yang tidak obesitas. Keasaman darah mengindikasikan bayi mengalami ketidaknyamanan. “Sebelumnya, ada dua penelitian yang skalanya lebih kecil yang menyatakan tak ada kaitan antara durasi melahirkan pada operasi caesar dengan masalah pada bayi,” tutur Conner.

Tidak terlibat dalam penelitian Conner, dr Ayala Maayan- Metzger menyatakan, risetnya juga tak menemukan kaitan antara durasi melahirkan secara caesar dengan kesehatan bayi. Bedanya, dalam penelitiannya, Connor menyertakan kasus caesar gawat darurat. “Saat itulah waktu begitu bernilai dan bisa berdampak pada kondisi bayi,” komentar dokter dari Sheba Medical Center, Tel Hashomer, Israel.

Lantas, pelajaran apa yang bisa dipetik dari penelitian tersebut? Conner menganjurkan agar ibu hamil menjaga berat badannya. Institute of Medicine menyebutkan penambahan berat badan cukup sekitar 12 sampai 15 kg untuk perempuan dengan berat badan normal. Bagi yang obesitas, cukup menambah lima hingga sembilan kilogram. “Perempuan yang mengalami obesitas hendaknya berjuang untuk mencapai berat yang sehat sebelum hamil,” saran Conner.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement